Komponen BIOTIK dalam Ekosistem dan Perannya.

April 25, 2012 0
Selain komponen Abiotik yang pernah dijelaskan dalam pelajaranbiologi-sma1.blogspot.com, ekosistem terbentuk juga oleh komponen biotik yakni komponen-komponen yang berupa mahkluk hidup dari berbagai kingdom / kerajaan yang ada di bumi ini mulai dari kingdom archaeobacteria, eubacteria, protista, fungi, plantae maupun animalia.
Masing-masing jenis dari komponen biotik tersebut memiliki peran / fungsi yang berbeda satu sama lain dalam sebuah ekosistem. Misalnya, dalam ekosistem padang rumput ada komponen biotik berupa rumput, pohon, semak, rusa, kudda, kerbau, burung pemakan biji, burung pemangsa, ular, harimau, anjing liar, bacteri, jamur dan lain sebagainya. Maka masing-masing dari mereka memiliki peran / fungsi yang berbeda satu sama lain, meskipun ada juga yang memiliki peran yang sama.
Secara umum, peran / fungsi komponen biotik dalam ekosistem meliputi :

pertama, Produsen
Peran produsen ini dijalankan oleh komponen biotik yang  memiliki kemampuan mengubah energi cahaya ( khususnya matahari ) maupun energi yang lain ( hasil reaksi kimia ) menjadi energi kimia yang disimpan dalam bentuk yang kita kenal dengan makanan melalui proses sintesis baik fotosintesis maupun kemosintesis. Organisme yang memiliki peran ini antara lain : semua jenis tumbuhan, beberapa jenis dari anggota eubacteria, protista.

kedua, Konsumen
Peran ini diambil oleh semua jenis organisme yang tidak mampu mensintesis makanannya sendiri sehingga untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya mereka memanfaatkan bahan organik yang berasal dari organisme lainnya dengan cara menelan dan mencernanya. Organisme yang memiliki peran seperti ini, antara lain : semua jenis anggota kingdom animalia baik yang bersifat sebagai herbivora, carnivora maupun omnivora.

ketiga, Perombak
Peran perombak atau dikenal juga dengan sebutan dekomposer diambil oleh beberapa jenis organisme yang memperoleh nutrisi dengan cara "merombak" sisa-sisa atau produk dari organisme lainnya. Organisme yang memiliki peran perombak antara lain berbagai jenis bacteria yang heterotrof, anggota dari kingdom fungi, beberapa anggota protista.

keempat, Detritivor
Peran detritivor ( disebut juga schavanger ) diambil oleh semua jenis organisme yang "memakan" partikel organik ataupun memakan bagian tubuh mahkluk hidup lainnya yang sudah mati.Organisme yang termasuk dalam kelompok peran ini, antara lain beberapa jenis dari anggota kingdom animalia seperti rayap, semut  dan lain sebagainya.

Hampir di setiap jenis ekosistem ditemukan organisme berbeda yang menduduki keempat peran seperti yang telah diuraikan di atas.
PROSES TRANSPORTASI DALAM SEL

PROSES TRANSPORTASI DALAM SEL

April 04, 2012 0
Sebagaimana anda ketahui, sel merupakan unit struktural, fungsional dan reproduksi terkecil yang menyusun mahkluk hidup tersusun atas 3 bagian pokok. Ketiga bagian pokok tersebut yaitu :
  • membran sel ( membran plasma )  sebagai lapisan pertama yang membatasi sel dengan "dunia" di luar sel.
  • inti sel ( nukleus ) sebagai pusat pengendali segala aktivitas sel dan kehidupan. Di dalam inti sel inilah terdapat materi genetik
  • sitoplasma ( protoplasma ) berupa cairan bersifat koloid yang di dalamnya terdapat berbagai macam dan jenis organel pendukung fungsi sel.
Lalu, proses apa saja yang terjadi si dalam sel ?
Pada kenyataannya, semua proses kehidupan berlangsung di dalam sel mulai dari proses nutrisi, proses regulasi, proses metabolisme, proses ekskresi, proses reproduksi dan proses-proses kehidupan lainnya. Salah satu proses penting yang terjadi di dalam sebuah sel adalah proses transportasi atau pengangkutan zat dari luar dan ke dalam sel itu sendiri. 
Proses ini berkaitan dengan pengaturan kadar air dan mineral di dalam sel yang melibatkan pengangkutan zat-zat keluar-masuk sel dan diatur oleh membran sel. Membran sel inilah yang memegang peran penting dalam mengatur keluar masuknya air dan zat-zat lainnya. Proses transportasi yang diatur oleh membran sel ini bisa terjadi baik secara aktif (  memerlukan energi ) maupun terjadi secara pasif ( tanpa memerlukan energi ). Berdasarkan ada tidaknya kebutuhan energi, kemudian ada yang mengelompokkan proses transportasi ini menjadi 2 yaitu : transportasi Aktif dan transportasi Pasif.

Transportasi Aktif.
Pada transportasi jenis ini,  molekul  zat terlarut berpindah dari keadaan hipotonis menuju keadaan hipertonis, dengan menggunakan bantuan energi dalam bentuk Adenosin Triphosphat ( ATP ). Salah satu contoh transportasi aktif adalah Pompa ION Na-K, fagositosis, Pinositosis , eksositosis dan endositosis.

Transportasi Pasif
Pada tranportasi jenis ini, molekul zat berpindah dari satu tempat ke tempat lain menggunakan prinsip perbedaan keadaan konsentrasi larutan tanpa memerlukan energi dalam bentuk ATP.
Beberapa proses transportasi pasif antara lain :

1. Difusi
Pada transportasi ini, molekul zat berpindah dari keadaan hipertonis menuju keadaan hipotonis secara langsung tanpa melalui membran selektif permeabel. Proses difusi dapat digambarkan ketika kita memasukkan kantong teh celup ke dalam air bening ( air putih ). Segera setelah kantong teh kita masukkan maka butir-butir zat warna teh akan menyebar keseluruh permukaan air.

2. Difusi Terfasilitasi
Berbeda dengan difusi, pada transportasi ini molekul zat terlarut bergerak pindah tempat dari keadaan hipertonis menuju ke keadaan hipotonis dengan bantuan suatu protein pada membran sel tanpa memerlukan energi.

3. Osmosis
Pada transportasi ini, molekul air ( zat pelarut ) bergerak pindah tempat dari keadaan hipotonis menuju tempat dengan keadaan hipertonis melewati suatu membran yang bersifat semipermeabel / selektif permeabel. Sifat ini, dimiliki oleh membran sel.