Tampilkan postingan dengan label Bidang Kimia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bidang Kimia. Tampilkan semua postingan
Biografi Johannes Van Der Waals: Kimiawan Dari Negeri Keju

Biografi Johannes Van Der Waals: Kimiawan Dari Negeri Keju

April 17, 2013 0
Johannes van der Waals lahir pada 23 November 1823 di Leiden, Belanda. Beliau anak laki-laki dari pasangan suami-istri Jacobus van der Waals dan Elizabeth van der Burg. Setelah menamatkan pendidikan dasar di kota kelahirannya, van der Waals menjadi guru sekolah dasar. Walaupun beliau tidak mempunyai pengetahuan tentang bahasa Romawi dan Yunani, van der Waals berhasil lulus dalam ujian saringan masuk sekaligus melanjutkan pendidikannya di Universitas Leiden dari tahun 1864 sampai dengan 1865. Di Universitas Leiden ini van der Waals memperoleh ijazah mengajar matematika dan fisika.

Pada tahun 1864, beliau diangkat menjadi guru sekolah menengah di Deventer. Pada 1856, van der Waals pindah ke The Haque. Di sana mula-mula beliau bekerja sebagai guru dan akhirnya menjadi direktur salah satu sekolah menengah di sekolah tersebut.

Pada umur 36 tahun, van der Waals memperoleh gelar dokter dengan tesisnya yang berjudul Over de Continuiteit van der baren Vloeistoestond (On The Continuity of The Gas and Liquid State).
Biografi Johannes Van Der Waals: Kimiawan Dari Negeri Keju
Tahun 1876, van der Waals memperoleh gelar profesor bidang fisika di Universitas Amsterdam. Pada 1913, van der Waals menerima hadiah Nobel atas penelitiannya mengenai suhu rendah dan keberhasilannya membuat helium cair. Selain hadiah Nobel, van der Waals pun memperoleh beberapa penghargaan lainnya, di antaranya: doktor kehormatan dari Universitas Cambridge, Anggota kehormatan Imperial Society of Naturalist of Morrow, The Royal Irish Academy dan The American Philosophical Society, anggota luar biasa The Royal Academy of Sciener Belgia. Van der Waals juga meneliti interaksi antarmolekul. Untuk menghargai jasanya, gaya antarmolekul itu diberi nama gaya van der Waals.

Van der Waals yang mempunyai hobi berjalan kaki dan membaca ini, meninggal dunia di Amsterdam pada 8 Maret 1923. Namun, hingga kini ilmunya tetap bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Biografi Amedeo Avogadro: Hukum Avogadro

Biografi Amedeo Avogadro: Hukum Avogadro

April 02, 2013 0
Amedeo Avogadro (1776-1856) bergelar Count, gelar kebangsawanan yang cukup tinggi. Ia dilahirkan di Turin, Italia. Sudah menjadi tradisi dalam keluarganya bahwa setiap anggota harus menjadi ahli hukum. Karenanya, walaupun sesungguhnya lebih tertarik pada ilmu fisika, ia juga belajar ilmu hukum dan lulus pada tahun 1796, serta bekerja sebagai pengacara untuk waktu yang lama.

Penelitian di bidang fisika dilakukan secara sungguh-sungguh pada tahun 1800 dan kemudian menjadi guru besar fisika di Vercelly pada tahun 1809. Di sana juga ia kemudian menampilkan hipotesisnya yang terkenal tentang isi gas sempurna. Pada tahun 1820 sampai 1850 ia menjadi kepala bagian fisika di Universitas Turin dan banyak mengadakan penyelidikan tentang sifat listrik berbagai zat. Ia juga meneliti adanya pemuaian akibat panas serta berbagai jenis perambatan panas.

Dari karya-karya Avogadro yang diterbitkan, yang paling penting adalah buku teks ilmu fisika berjumlah empat jilid dengan judul Fisika Deicorpi Panderabili yang terbit antara tahun 1837-1841.

Keterkenalan Avogadro terletak pada dalil yang dikemukakannya bahwa gas apa saja yang mempunyai isi, temperatur, dan tekanan sama akan memiliki jumlah molekul yang sama pula. Hipotesis itu diterbitkan pada tahun 1811 di Journal de Physique, Prancis, tak lama setelah Gay Lussac mengemukakan penemuannya bahwa isi dari beberapa gas yang dicampur berbanding lurus dengan isi masing-masing gas serta isi gas gabungan.

Berdasarkan hipotesis Avogadro dan hukum Gay Lussac itulah, rumus molekul serta berat atom gas-gas bisa ditentukan melalui percobaan. Akan tetapi, hipotesis yang diajukan Avogadro tak banyak menarik perhatian orang karena kurang didukung oleh bukti-bukti percobaan.

Selain mengemukakan dalil di atas, Avogadro juga menyatakan bahwa gas-gas sederhana, misalnya hidrogen dan oksigen, bisa berbentuk molekul-molekul yang hanya terdiri atas dua atom dan bukannya satu. Pernyataan tersebut bertentangan dengan teori atom tak terpisahkan dari John Dalton. Walaupun demikian, Avogadro terus saja menerbitkan baik hasil penyelidikannya tentang hal itu maupun hasil riset kimia lainnya.
Biografi Amedeo Avogadro: Hukum Avogadro
Pembuktian hipotesis Avogadro baru terjadi setelah kematiannya yaitu ketika Stanislao Cannizzaro pada tahun 1860 menampilkan sistem berat atom yang dihitungnya berdasarkan hipotesis Avogadro. Sejak saat itulah hipotesis Avogadro diterima tanpa ragu lagi dan pemikirannya tentang sifat molekul gas sederhana ternyata juga benar.

Hipotesis Avogadro menimbulkan konsep massa gram molekul (massa suatu zat yang sama dengan massa molekulnya dinyatakan dalam gram) dan konsep bilangan Avogadro yang merupakan bilangan jumlah molekul yang dikandung oleh berat gram molekul suatu zat. Bilangan Avogadra itu biasanya disebut L dan belum bisa ditentukan secara tepat sampai tahun 1941 saat R.T Birge menghitung dan menyatakan bahwa angka itu adalah 6,02486 x 1023.

Karena isi dari molekul-molekul itu sendiri, hipotesis Avogadro tidak mutlak berlaku bagi gas-gas nyata. Akan tetapi, perbedaannya sangat kecil, kecuali jika tekanannya tinggi.
Biografi Neils Bohr: Fisikawan dan Perumus Teori Bangun Atom

Biografi Neils Bohr: Fisikawan dan Perumus Teori Bangun Atom

Oktober 04, 2012 0
Neils Bohr, ahli fisika Denmark, merumuskan teori bangun atom yang revolusioner. Ini menjadikannya salah seorang ilmuwan terkemuka di abad ini. Ia lahir dalam keluarga ilmuwan berotak cemerlang di Kopenhagen. Sewaktu sekolah ia sudah sangat menguasai ilmu fisika. Setelah mencapai gelar doktornya pada tahun 1911, Bohr bekerja di Inggris. Mula-mula dengan J.J. Thomson di Laboratorium Cavendish, kemudian pada tahun 1912 dengan Rutherford di Universitas Manchester.

Kelompok Rutherford saat itu baru saja memperlihatkan beberapa percobaan yang kemudian menghasilkan konsep tentang atom.

Menurut konsep Rutherford, atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan elektron-elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Sedang menurut teori klasik, elektron yang bergerak seperti itu akan memancarkan radiasi yang menyebabkan mereka kehilangan energi hingga lama-kelamaan akan semakin dekat jatuh ke inti. Ternyata hal itu tidak terjadi.

Untuk menerangkan hal itu, Bohr mengajukan suatu teori yang berani dan langkah ini kemudian akan menentukan semua pemikiran yang lebih lanjut tentang atom. Ia menghubungkan apa yang terjadi pada atom dengan penemuan pada tahun 1900 oleh Max Planck bahwa energi itu tidaklah langgeng dan terus-menerus, melainkan dalam beberapa satuan atau quanta. Bohr menyatakan bahwa elektron bisa mengorbiti inti atom tanpa memancarkan energi, tetapi hanya orbit-orbit tertentu saja yang memungkinkan hal itu.

Setiap orbit bergantung pada status energi yang berbeda. Sebuah elektron akan memancarkan atau menyerap energi satu quantum energi hanya jika elektron itu meloncati daerah antara satu orbit atau status energi ke orbit lainnya.

Teori itu menerangkan kehadiran garis-garis gelap aneh yang menyilangi spektrum objek cemerlang pada panjang gelombang tertentu. Para ilmuwan menamakan garis-garis ini garis-garis Fraunhofer, tetapi mereka tidak bisa menerangkan bagaimana garis-garis itu terjadi. Yang menarik dari garis-garis itu adalah yang disebut rangkaian Balmer yang dipancarkan atau diserap oleh atom-atom hidrogen. Pada tahun 1885, ahli matematika Swiss, Johan Jacob Balmer menemukan bahwa panjang gelombang mengikuti suatu deret hitung sederhana. Bohr membuktikan bahwa frekuensi dari radiasi yang diserap atau dipancarkan sebanding dengan perbedaan energi antara orbit-orbit elektron.
Biografi Neils Bohr: Fisikawan dan Perumus Teori Bangun Atom
Pemikiran ini mengawali sifat kuantum materi. Teori atom Bohr kemudian disempurnakan oleh ilmuwan lain. Penyempurnaan terjadi ketika ditemukan orbit-orbit yang berbentuk elips, orbit yang bidangnya membentuk sudut yang berbeda, dan kemudian konsep bahwa elektron tidak sebagai partikel tetapi sebagai gelombang. Bohr menerima Hadiah Nobel untuk fisika pada tahun 1922.

Bohr kembali ke Universitas Kopanhagen pada tahun 1916 sebagai profesor. Pada tahun 1920 sebuah Institut Teori Fisika didirikan khusus untuknya di universitas itu. Ia mulai beranggapan inti atom sebagai tetesan cairan yang akan menyerap partikel jika ditembaki dan memancarkan kembali partikel lain. Jika inti termasuk berat maka inti itu akan terbelah.

Pada tahun 1938, ahli Fisika Jerman, Otto Hahn dan Fritz Strassmann, membelah uranium dengan cara itu. (Hahn menerima Hadiah Nobel pada tahun 1944). Lise Meitner dan Otto Frisch, yang terpaksa meninggalkan negaranya karena tekanan Hitler, menamakan proses tersebut fision. Bohr menerima berita tentang perkembangan tersebut pada tahun 1939, saat ia akan berangkat ke Amerika Serikat. Di Princenton, bekerja sama dengan Hohn A. Wheeler, ia menghitung bahwa yang dipecahkan adalah isotop Uranium-235. Penelitian ini diadakan menjelang pecahnya Perang Dunia II mengawali abad energi atom.

Selama perang, Bohr tinggal di Kopenhagen sampai tahun 1943. Ia terancam akan dipenjarakan karena sikap patriotiknya. Ia kemudian melarikan diri bersama keluarganya ke Swedia. Dari Swedia ia terbang ke Inggris untuk kemudian menuju ke Ameria Serikat di mana ia menyumbangkan keahliannya dalam pengembangan bom atom. Namun Bohr sangat khawatir akan penguasaan tenaga pengrusak yang begitu dahsyat itu. Ia mendesak agar semua negara menganut politik pintu terbuka hingga tak ada yang merasa unggul karena memiliki suatu senjata rahasia.

Selama tahun 1950-an, Bohr ikut membantu pembentukan CERN (Pusat Penyelidikan Nuklir Eropa) di Jenewa serta aktif dalam berbagai kegiatan sampai ia meninggal dunia. Pada tahun 1957 Bohr menerima penghargaan atom untuk perdamaian yang pertama.

*) Dari berbagai sumber

Biografi John Dalton: Teori Atom dan Penemu Hukum Tekanan Sebagian

Oktober 02, 2012 0
John Dalton (1766 – 1844) adalah seorang ahli kimia dan meteorologi (ilmu tentang udara dan cuaca). Ia terkenal untuk teori atomnya dan Hukum Tekanan Sebagian. Dua teori yang tampaknya sama sekali tidak ada hubungannya ini diperoleh karena kecintaan Dalton pada meteorologi sejak masih anak-anak.

John Dalton lahir pada tanggal 6 September 1766. Ayahnya beragama Quaker. Dia seorang pemintal wol di Eaglesfield, dekat Cokkermout di Cumberland. Dia bersekolah sampai usia 12 tahun kemudian mengajar, mula-mula di sekolah yang dibukanya sendiri lalu di sebuah sekolah di Kendal. Sepanjang hidupnya ia tetap sebagai pemeluk Quaker.

Dari tahun 1787 sampai meninggal dunia, Dalton mencatat laporan cuaca sehari-hari dalam catatan hariannya. Dia menerbitkan buku tentang meteorologi yang terbit tak lama setelah ia meninggalkan Kendal pada tahun 1793. Tahun itu juga ia pergi ke Manchester untuk menjadi guru pada New College. Jabatan ini dipegangnya selama enam tahun. Setelah tiba di Manchester, Dalton menulis selengkapnya tentang gangguan pada matanya. Keluhannya itu jika di zaman modern disebut Daltonisme atau buta warna. Laporannya yang lengkap sangat menarik perhatian kaum ilmuwan. Bagi Dalton, daun hijau tampak berwarna merah dan langit tampak merah muda.

Pada bulan Juni 1800, John Dalton mengundurkan diri dari New College agar bisa memusatkan perhatian pada penelitiannya. Dana untuk kehidupan diperoleh dengan menjadi guru pribadi. Dalton mempunyai kebiasaan yang tak pernah berubah serta sangat teliti dengan pakaiannya. Biasanya ia memakai celana setinggi lutut, kaus kaki abu-abu, sepatu dengan ikat pinggang, kerah kemeja putih dan membawa tongkat tangan kepala emas. Setiap hari, kecuali Minggu dan Kamis, Dalton bekerja di laboratorium dari jam delapan pagi sampai sembilan malam. Kamis sore dia main bowling di rumah makan “Anjing dan burung Cartridge”. Sehabis bekerja dia makan malam, kemudian mengisap pipa dan berbincang-bincang dengan keluarga Johns, keluarga yang rumahnya ia sewa. Dalton seorang pendiam, tidak suka pamer, dan tidak menikah.

Kecintaannya kepada meteorologi membuatnya mengadakan percobaan dengan air dan gas. Pada tahun 1801 ia membaca makalah di hadapan sekelompok sastrawan dan ahli filsafat Manchester, yang kelak di tahun 1817 dia menjadi ketuanya. Dalam salah satu makalah, Dalton mengumumkan tentang Hukum Tekanan Sebagian.
Biografi John Dalton: Teori Atom dan Penemu Hukum Tekanan Sebagian
Pada ulang tahunnya yang ke-37, Dalton menulis di buku hariannya tentang daftar berat atom. Dalam beberapa halaman ditulis tentang teori atomnya. Banyak keterangan yang simpang siur tentang cara Dalton sampai pada kesimpulannya itu, tetapi kemungkinan besar teori tersebut didasarkan pada kemampuan bercampur dari gas-gas itu. Catatan Dalton dan dokumen-dokumennya yang lain hancur pada Perang Dunia II. Untung semuanya telah dipelajari dengan saksama oleh para peneliti. Dalton tidak langsung menerbitkan teorinya, tetapi mengatakannya pada seorang ahli kimia lain, Thomas Thomson, yang menulis hukum itu pada buku yang diterbitkan kemudian. Tahun berikutnya Dalton menjelaskan teori atom tersebut dalam bukunya sendiri. Sistem baru dalam Filsafat Kimia, dengan menggunakan lambang kimia buatannya sendiri pula. Dalil-dalil utama adalah sebagai berikut: Semua zat terdiri atas atom yang tak bisa dibagi lagi; semua atom dari suatu unsur sama dalam berat serta sifatnya; unsur yang berbeda memiliki atom yang berbeda jenisnya dan berbeda beratnya; atom tidak bisa dihancurkan dan hanya mengubah susunan dalam suatu reaksi kimia (ini menjadi dasar dari hukum kelipatan bagian).

Teori tersebut membuatnya terkenal. Dia diundang memberi ceramah di pusat-pusat ilmu pengetahuan dan ketika Dalton diundang di Paris banyak sekali ilmuwan Perancis yang menyambutnya. Padanya dipertunjukkan alat untuk menampilkan peristiwa elektromagnetik buatan Ampere. Pada tahun 1822 dia dipilih menjadi anggota Royal Society dan kelak mendapatkan kehormatan sebagai pemegang Medali Kerajaan yang pertama. Akademi Ilmu-Ilmu Perancis juga memilihnya sebagai satu dari delapan anggota kehormatan yang berasal dari luar Perancis. Kehormatan besar itu diterimanya pada tahun 1830.

Kebiasaan sehari-hari Dalton tidak berubah karena segala kehormatan itu. Dia menerbitkan lagi beberapa tulisan tentang kimia dan meteorologi serta menerbitkan kembali buku meteorologinya. Sakit berat pertama yang diderita Dalton terjadi pada tahun 1837 saat dia menderita serangan kelumpuhan. Pada bulan Mei 1844 dia mendapat serangan pendarahan pembuluh darah. Pada tanggal 27 Juli 1844 dia meninggal dunia di tempat tidurnya, setelah menuliskan laporan cuaca di buku hariannya. Empat puluh ribu orang memberi penghormatan terakhir pada jenazahnya dan seratus kendaraan mengiringi jenazah tersebut ke pemakaman.

Menurutnya, dia bukanlah orang berotak cemerlang. Apa yang dicapainya hanyalah berkat ketekunannya saja. Catatan sekolahnya membuktikan hal itu. Dia menerbitkan sekitar 140 karya tulis, tetapi hanya sedikit sekali yang diingat orang.

Hanya teori atomnya yang betul-betul gemilang. Sekitar tahun 1800 muncul berbagai teori tentang reaksi kimia. Dengan cara yang sederhana, teori atom Dalton merangkum semuanya serta membuka jalan untuk menemukan teori lainnya. Dalam hal itulah Dalton sangat dikenal orang. Sebuah patung untuk dirinya didirikan di Manchester.

*) Dari berbagai sumber
Biografi Singkat Michael Faraday: Penemu Hukum Faraday

Biografi Singkat Michael Faraday: Penemu Hukum Faraday

September 13, 2012 0
Michael Faraday (1791 – 1867) sejak kecil sudah menyukai sains. Pada usia 13 tahun sambil bekerja di toko buku, ia mulai belajar ensiklopedi dan buku-buku sains. Kontribusi Faraday selanjutnya terhadap sains sangat mengagumkan. Jika saat itu, sudah ada penghargaan Nobel, dia mungkin sudah dapat enam kali.

Dia pertama kali yang menemukan senyawa-senyawa karbon klorida pada tahun 1820 dan benzena pada tahun 1825. Dia sangat terkenal dalam penemuannya di bidang listrik. Sebagai penghargaan dalam bidang kimia, jumlah muatan listrik yang dibawa oleh satu mol elektron, disebut satu faraday.

Faraday pun menemukan hubungan antara jumlah listrik yang digunakan dengan massa zat yang dihasilkan, baik di katode maupun anode pada proses elektrolisis. Dan disebut sebagai Hukum Faraday.

Biografi Singkat Michael Faraday: Penemu Hukum Faraday

Hukum Faraday 1 menyatakan: Massa zat yang dihasilkan sebanding dengan jumlah muatan listrik (Q) yang melewati sel elektrolit tersebut.

Hukum Faraday II menyatakan: Massa zat yang dihasilkan sebanding dengan massa ekuivalensi (w) zat tersebut pada sel elektrolisis.

Jika Hukum Faraday I dan II digabungkan, diperoleh hubungan sebagai berikut: Reaksi reduksi pada katode: Ag+ + e- ---> Ag. Pada bembentukan 1 mol Ag diperoleh jumlah elektron yang berperan e=1. Jumlah listrik yang dialirkan ke dalam sel elektrolisis untuk mendapatkan 1 mol elektron dinamakan 1 Faraday (1 F). Dari hasil percobaan diperoleh bahwa 1 Faraday setara dengan 96.487 coulomb atau sering dibulatkan menjadi 96.500 coulomb.

Selain itu, ia juga dijuluki sebagai "Bapak Listrik". Oleh karena usahanya, listrik menjadi bagian teknologi yang berguna untuk masa yang akan datang.

*Dari berbagai sumber
Biografi Jabir Ibnu Hayyan: Bapak Kimia Islam

Biografi Jabir Ibnu Hayyan: Bapak Kimia Islam

Agustus 23, 2012 0
Jabir Ibnu Hayyan adalah salah satu ilmuwan yang dianggap paling pantas menyandang gelar ahli kimia Arab pada masa awal perkembangannya.

Abu Abdullah Jabir bin Hayyan al-Kufi as-Sufi adalah nama lengkap Jabir Ibnu Hayyan. Ia lahir pada tahun 721 dan dibesarkan dalam keluarga dokter. Ada pendapat yang menyatakan bahwa Jabir adalah keturunan Yunani yang memeluk agama Islam.

Sejak kecil, Ibnu Hayyan sudah akrab dengan dunia empiris dan medis. Ia berhasil mengklasifikasikan beragam benda berdasarkan unsur kimia yang menyusunnya. Pengklasifikasian itu terbagi tiga, yaitu tubuh, nyawa, dan akal. Jabir memasukkan unsur emas (Au) dan perak (Ag) dalam kategori tubuh, sedangkan sulfur (S) dan arsenik (As) dalam kategori nyawa. Sementara itu, merkuri (Hg) dan sal amoniak (batu bara dan sari minyak) dimasukkannya dalam kategori akal.

Buku dan kumpulan tulisan Ibnu Hayyan terbagi dalam beberapa kelompok penting. Pertama, buku yang berisi sejumlah esai tentang praktek alkemi yang sistemnya merujuk pada alkemi kuno. Kedua, buku yang berisi uraian tentang pengajaran alkemi. Ketiga, buku yang mengenal kesetimbangan. Sebuah uraian tentang landasan teori, atau filosofi alkemi, dan ilmu gaib. Ibnu Hayyan telah menulis sekitar 306 buah buku kimia, yang kemudian diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan disimpan di perpustakaan di seluruh dunia.

Nama Ibnu Hayyan dikenal sebagai ahli kimia setelah ia mempresentasikan sejumlah metode riset kimia hasil penemuannya. Ia pun dianggap sebagai perintis empirisme dan metodologi ilmiah. Ia mampu mengemukakan pandangan-pandangannya tentang teori pembentukan geologis, hasil campuran bermacam logam. Ia juga telah mempelajari dan mendalami proses pembuatan karbonat dan senyawa-senyawa sulfida dan arsen. Selain itu, Ibnu Hayyan juga sering melakukan usaha pemurnian logam, cat warna kain, kulit, dan sebagainya.

Demi menunjang aktifitasnya sebagai ilmuwan, Ibnu Hayyan mendirikan sebuah laboratorium. Di tempat ini, ia melakukan sejumlah percobaan, seperti sublimasi, penyaringan, kristalisasi, dan sebagainya. Menurut Ibnu Hayyan, percobaan adalah aspek paling penting dalam kimia. Jika seseorang tidak dapat meletakkan dasar pengetahuan melalui percobaan maka kemungkinan besar ia akan melakukan kesalahan. Ia juga berkata bahwa sebuah teori kimia tidak dapat diakui kebenarannya jika hanya didasarkan pada apa yang telah dibaca, tapi terlebih dulu harus diuji dan dibuktikan kebenarannya melalui serangkaian percobaan dan penelitian.
Biografi Jabir Ibnu Hayyan: Bapak Kimia Islam
Selain menulis esai, Ibnu Hayyan juga menulis literatur. Jumlah literatur karyanya sangat banyak dan mewakili hampir semua bidang ilmu pengetahuan yang ada pada masa itu hingga akhir abad VII. Dari sejumlah fakta yang ada, diketahui bahwa kumpulan tulisan tersebut dibuat pada akhir abad IX dan awal abad X.

Atas jasa dan karyanya di bidang kimia, Jabir Ibnu Hayyan mendapat gelar Bapak Kimia Islam Pertama. Ia tidak hanya terkenal di negeri kelahirannya, tapi juga di wilayah lain, seperti Eropa. Di sana, ia lebih dikenal dengan nama Geber. Ibnu Hayyan adalah ilmuwan pertama yang menggunakan metode ilmiah dalam aktivitasnya di bidang alkemi, yang kemudian dikembangkan menjadi ilmu kimia seperti yang dikenal sekarang. Jabir Ibnu Hayyan juga dikenal sebagai orang pertama yang mendirikan laboratorium dan menggunakan tungku sebagai tempat mengolah mineral, mengekstraksi zat-zat, sebelum kemudian mengklasifikasikannya.

Di laboratoriumnya, Ibnu Hayyan melakukan sejumlah penelitian dan percobaan dengan ketekunan yang luar biasa. Ketekunan tersebut tidak sia-sia karena ia akhirnya berhasil menemukan beberapa senyawa kimia baru, seperti karbida (carbida acid). Lewat percobaan dan penelitiannya, Ibnu Hayyan juga menyumbangkan beberapa teori tentang penguapan, pembutiran, pelelehan, persenyawaan, dan sublimasi. Beberapa percobaan Jabir masih sering digunakan untuk mengklasifikasi unsur kimia, terutama pada bahan logam dan non logam.

Ibnu Hayyan juga menulis sejumlah risalah, terutama yang berkaitan dengan ilmu kimia. Lewat risalahnya, ia memperkenalkan model penelitian baru yang kemudian menjadi titik awal perkembangan ilmu kimia modern. Pada abad pertengahan, risalah Ibnu Hayyan yang berjudul Kitab al-Kimya dan Kitab al-Sab’een diterjemahkan dalam bahasa Latin. Kemudian hari, terjemahan bahasa Latin Kitab al-Kimya diterbitkan kembali oleh seorang Inggris, bernama Robert Chester dengan judul The Book of the Composition of Alchemy (1444). Sementara itu, Kitab al-Sab’een diterjemahkan kembali oleh Gerard dari Cremona. Sebuah buku karya Ibnu Hayyan juga sempat diterjemahkan oleh Berthelot dengan judul Book of Kingdom, Book of the Balances and Book of Eastern Mercury. Pada tahun 1678, seorang penerjemah asal Inggris yang bernama Richard Russel menerjemahkan karya Jabir yang lain dengan judul Sum of Perfection. Di kemudian hari Sum of Perfection menjadi buku terpopuler di Eropa selama beberapa abad. Buku ini memberi pengaruh besar pada proses evolusi ilmu kimia modern.

Jabir Ibnu Hayyan wafat pada tahun 815 di Kufah.

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim
Biografi Ahmed Zewail: Muslim Pertama Peraih Nobel Kimia

Biografi Ahmed Zewail: Muslim Pertama Peraih Nobel Kimia

Agustus 19, 2012 0
Dr. Ahmed Hassan Zewail ialah seorang tokoh pakar sains Mesir yang telah memenangkan Hadiah Nobel 1999 dalam bidang kimia. Dr. Zewail merupakan ilmuwan muslim kedua setelah Prof. Abdus Salam dari Pakistan yang menerima penghargaan tersebut karena jasanya menemukan femtokimia, studi mengenai reaksi kimia melintasi femtoseconds.

Menggunakan teknik laser ultra cepat (terdiri dari cahaya laser ultra pendek), teknik ini memberikan deskripsi reaksi pada tingkat atom. Dapat dilihat sebagai bentuk kehebatan tinggi dari cahaya fotografi.

Kini ia menetap di San Marino, California bersama isterinya Dema Zewail yang merupakan ahli obat-obatan di Universitas California, Los Angeles (UCLA). Selain itu, ia juga pernah mendapat Jabatan Linus Pauling dalam bidang Fisika Kimia di California Institute of Technology, Pasadena sejak tahun 1990.
Biografi Ahmed Zewail: Muslim Pertama Peraih Nobel Kimia
Fakta Menarik Dr. Ahmad Zewail:
  1. Ilmuwan kedua Muslim yang mendapat Hadiah Nobel dalam bidang kimia pada tahun 1999.
  2. Ia dilahirkan pada 26 Februari 1946 di Mesir.
  3. Orang tuanya begitu mengharapkannya menjadi seorang profesor. Malah sejak kecil, orang tuanya telah meletakkan tanda nama "Dr. Ahmed" di bilik bacaannya.
  4. Selain membaca, beliau sangat menyukai musik.
  5. Ia tidak menyukai Ilmu Sosial karena memerlukan seseorang itu mengingat sesuatu subjek sedangkan ia lebih suka bertanya "kenapa" dan "bagaimana".
  6. Minatnya dalam bidang matematika dan kimia bermula sejak kecil. Ia pernah membuat beberapa buah alat uji kaji termasuk sebuah perlengkapan dari alat pembakar milik ibunya (yang digunakan untuk membuat kopi).
  7. Bapak 4 orang anak itu memiliki 2 kewarganegaraan yaitu Mesir dan AS.
  8. Ia memegang 2 jabatan profesor di Caltech yaitu Profesor Fisika dan Kimia.