Neils Bohr, ahli fisika Denmark, merumuskan teori bangun atom yang revolusioner. Ini menjadikannya salah seorang ilmuwan terkemuka di abad ini. Ia lahir dalam keluarga ilmuwan berotak cemerlang di Kopenhagen. Sewaktu sekolah ia sudah sangat menguasai ilmu fisika. Setelah mencapai gelar doktornya pada tahun 1911, Bohr bekerja di Inggris. Mula-mula dengan J.J. Thomson di Laboratorium Cavendish, kemudian pada tahun 1912 dengan Rutherford di Universitas Manchester.
Kelompok Rutherford saat itu baru saja memperlihatkan beberapa percobaan yang kemudian menghasilkan konsep tentang atom.
Menurut konsep Rutherford, atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan elektron-elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Sedang menurut teori klasik, elektron yang bergerak seperti itu akan memancarkan radiasi yang menyebabkan mereka kehilangan energi hingga lama-kelamaan akan semakin dekat jatuh ke inti. Ternyata hal itu tidak terjadi.
Untuk menerangkan hal itu, Bohr mengajukan suatu teori yang berani dan langkah ini kemudian akan menentukan semua pemikiran yang lebih lanjut tentang atom. Ia menghubungkan apa yang terjadi pada atom dengan penemuan pada tahun 1900 oleh Max Planck bahwa energi itu tidaklah langgeng dan terus-menerus, melainkan dalam beberapa satuan atau quanta. Bohr menyatakan bahwa elektron bisa mengorbiti inti atom tanpa memancarkan energi, tetapi hanya orbit-orbit tertentu saja yang memungkinkan hal itu.
Setiap orbit bergantung pada status energi yang berbeda. Sebuah elektron akan memancarkan atau menyerap energi satu quantum energi hanya jika elektron itu meloncati daerah antara satu orbit atau status energi ke orbit lainnya.
Teori itu menerangkan kehadiran garis-garis gelap aneh yang menyilangi spektrum objek cemerlang pada panjang gelombang tertentu. Para ilmuwan menamakan garis-garis ini garis-garis Fraunhofer, tetapi mereka tidak bisa menerangkan bagaimana garis-garis itu terjadi. Yang menarik dari garis-garis itu adalah yang disebut rangkaian Balmer yang dipancarkan atau diserap oleh atom-atom hidrogen. Pada tahun 1885, ahli matematika Swiss, Johan Jacob Balmer menemukan bahwa panjang gelombang mengikuti suatu deret hitung sederhana. Bohr membuktikan bahwa frekuensi dari radiasi yang diserap atau dipancarkan sebanding dengan perbedaan energi antara orbit-orbit elektron.
Pemikiran ini mengawali sifat kuantum materi. Teori atom Bohr kemudian disempurnakan oleh ilmuwan lain. Penyempurnaan terjadi ketika ditemukan orbit-orbit yang berbentuk elips, orbit yang bidangnya membentuk sudut yang berbeda, dan kemudian konsep bahwa elektron tidak sebagai partikel tetapi sebagai gelombang. Bohr menerima Hadiah Nobel untuk fisika pada tahun 1922.
Bohr kembali ke Universitas Kopanhagen pada tahun 1916 sebagai profesor. Pada tahun 1920 sebuah Institut Teori Fisika didirikan khusus untuknya di universitas itu. Ia mulai beranggapan inti atom sebagai tetesan cairan yang akan menyerap partikel jika ditembaki dan memancarkan kembali partikel lain. Jika inti termasuk berat maka inti itu akan terbelah.
Pada tahun 1938, ahli Fisika Jerman, Otto Hahn dan Fritz Strassmann, membelah uranium dengan cara itu. (Hahn menerima Hadiah Nobel pada tahun 1944). Lise Meitner dan Otto Frisch, yang terpaksa meninggalkan negaranya karena tekanan Hitler, menamakan proses tersebut fision. Bohr menerima berita tentang perkembangan tersebut pada tahun 1939, saat ia akan berangkat ke Amerika Serikat. Di Princenton, bekerja sama dengan Hohn A. Wheeler, ia menghitung bahwa yang dipecahkan adalah isotop Uranium-235. Penelitian ini diadakan menjelang pecahnya Perang Dunia II mengawali abad energi atom.
Selama perang, Bohr tinggal di Kopenhagen sampai tahun 1943. Ia terancam akan dipenjarakan karena sikap patriotiknya. Ia kemudian melarikan diri bersama keluarganya ke Swedia. Dari Swedia ia terbang ke Inggris untuk kemudian menuju ke Ameria Serikat di mana ia menyumbangkan keahliannya dalam pengembangan bom atom. Namun Bohr sangat khawatir akan penguasaan tenaga pengrusak yang begitu dahsyat itu. Ia mendesak agar semua negara menganut politik pintu terbuka hingga tak ada yang merasa unggul karena memiliki suatu senjata rahasia.
Selama tahun 1950-an, Bohr ikut membantu pembentukan CERN (Pusat Penyelidikan Nuklir Eropa) di Jenewa serta aktif dalam berbagai kegiatan sampai ia meninggal dunia. Pada tahun 1957 Bohr menerima penghargaan atom untuk perdamaian yang pertama.
*) Dari berbagai sumber