Biografi Ibnu Thufail: Penulis Kisah Filsafat

Biografi Ibnu Thufail: Penulis Kisah Filsafat

Desember 27, 2012 0
Nama lengkap Ibnu Thufail adalah Abu Bakar Muhammad bin Abdul Malik bin Muhammad bin Muhammad bin Abu Thufayl al-Qaysi, tapi lebih terkenal dengan nama al-Andalusi atau al-Kurtubi al-Isybili. Ia lahir pada tahun 1110 di Guadix, Spanyol. Ibnu Thufail adalah keturunan Kays, salah satu suku Arab yang terkemuka. Di Barat, Ibnu Thufail lebih dikenal dengan nama Abubacer. Ia adalah seorang ahli filsafat dan kedokteran.

Semasa hidupnya, nama Ibnu Thufail dikenal sebagai penulis kisah filsafat. Kisah-kisahnya selalu didasarkan pada pertanyaan tentang asal mula manusia, keberadaan dunia, dan pertanyaan filosofis lain. Ia mengemas pandangan filsafatnya dalam sebuah karya sastra yang berjudul Hayy Ibn Yaqzan (The Living Son of Vigilant). Karyanya tersebut terinspirasi dari beberapa murid Ibnu Sina, yaitu Hayy Ibn Yaqzan, Salaman, dan Absal. Hayy Ibn Yaqzan merupakah salah satu karya yang paling cemerlang pada abad pertengahan.

Ibnu Thufail membuat Hayy Ibn Yaqzan berdasarkan sebuah cerita kuno di dunia Timur, yaitu The Story of the Idol and the King and His Daughter. Melalui bukunya ini, Ibnu Thufail mengajak pembacanya untuk merasakan dan memahami pandangan filsafatnya. Secara garis besar, buku tersebut berkisah tentang pengetahuan manusia yang muncul dari sebuah kekosongan, sebelum kemudian ia menemukan pengalaman mistik melalui hubungannya dengan Tuhan.
Biografi Ibnu Thufail: Penulis Kisah Filsafat
Lewat ceritanya, Ibnu Thufail juga ingin mengemukakan dua fakta penting. Pertama, kesatuan adalah sisi lain dari keberagaman. Kedua, jiwa adalah sesuatu yang selalu ada. Selain itu, Ibnu Thufail juga menyadari bahwa dunia tidak akan ada tanpa ruang dan waktu. Dunia terbentuk karena suatu penyebab awal. Penyebab itu adalah Tuhan. Ibnu Thufail juga menyimpulkan bahwa hanya ada satu jalan untuk mencapai kebahagiaan hidup dan mati, yaitu kehadiran sebuah energi yang selalu menuntunnya pada Tuhan. Karya Ibnu Thufail ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa, seperti Latin, Perancis, dan Spanyol. Ibnu Thufail pun dianggap memiliki pengaruh besar dalam perkembangan ilmu filsafat. Ia dianggap sebagai filosof kedua yang memiliki pengaruh besar di dunia Barat setelah Ibnu Bajjah.

Dalam setiap karyanya, Ibnu Thufail selalu berupaya menyeimbangkan antara agama dan pemikiran rasional, meskipun para filosof sebelum dan sesudah masanya jarang melakukannya. Hal tersebut menunjukkan keinginan Ibnu Thufail untuk mempertemukan filsafat dan agama. Ibnu Thufail meyakini bahwa ada sebuah jalan mistis yang dapat dirasakan seseorang jika ia berhubungan dengan Tuhan, misalnya melalui kegiatan spiritual (ibadah) yang dijalankan secara teratur. Oleh beberapa kalangan, pandangan Ibnu Thufail dianggap sebagai sebuah pencerahan.

Ibnu Thufail menghembuskan napas terakhirnya pada tahun 1185 di Maroko.

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim
Daur Hidup Tumbuhan Lumut

Daur Hidup Tumbuhan Lumut

Desember 07, 2012 0
Tumbuhan Lumut termasuk anggota kingdom Plantae dari divisio Bryophyta.
Tumbuhan Lumut diketahui tidak memiliki jaringan pengangkut baik xilem maupun floem dan juga tidak ditemukan adanya struktur akar, batang, dan daun sejati sehingga digolongkan sebagai tumbuhan talus [ Thallophyta ].
Berdasarkan struktur sporofitnya, dikenal ada 3 macam tumbuhan lumut , yakni :
  1. Hepaticopsida [ Lumut Hati ]
  2. Anthoceropsida [ Lumut Tanduk ]
  3. Bryopsida [ Lumut Daun ].
Dalam postingan kali ini, akan kita pelajari bagaimana daur hidup tumbuhan lumut pada umumnya.
 
Tumbuhan Lumut [ yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari ] dewasa akan membentuk alat kelamin jantan dan alat kelamin betina.
Alat kelamin jantan [ antheridium ] akan menghasilkan spermatozoid [ sel sperma ], sedangkan alat kelamin betina [ arkegonium ] akan membentuk ovum [ sel telur ] yang keduanya bersifat haploid [ n ]. Setelah terjadi peleburan spermatozoid dengan ovum maka akan terbentuk zigot yang bersifat diploid [ 2n ]. Pada tahapan selanjutnya, zigot akan tumbuh membentuk sporogonium [ badan penghasil spora ]. Spora-spora yang terbentuk dilindungi oleh suatu bangunan yang dinamakan sporangium [ kotak spora ]. Setelah spora-spora dalam sporangium masak, maka dinding sporangium akan mengering dan akhirnya pecah serta melemparkan spora-spora ke lingkungan. Jika spora-spora tersebut jatuh di tempat yang sesuai [ lembab , mengandung nutrisi dan terpapar cahaya ], maka spora akan "berkecambah" menjadi protonema. Untuk selanjutnya, protonema akan tumbuh menjadi tumbuhan lumut baru, yang kemudian tumbuh dan berkembang hingga setelah dewasa siap bereproduksi.
Demikian lah deskripsi singkat daur hidup tumbuhan lumut.
Untuk lebih jelasnya, bisa anda pelajari skema daur hidup lumut di bawah ini. 
saya copi dari : http://dinarardy.com, Terimakasih
Dari skema tersebut, dapat kita catat bahwa :
  • generasi penghasil gamet [ gametofit ] adalah tumbuhan lumut yang bersifat dominan dan hidup bebas
  • generasi penghasil spora [ sporofit ] adalah sporogonium yang pertumbuhannya tergantung pada tumbuhan lumut.



 
EFFECT RUMAH KACA - GREEN HOUSE EFFECT

EFFECT RUMAH KACA - GREEN HOUSE EFFECT

Desember 04, 2012 0
Efek rumah kaca ( Green House Effect ) adalah proses alami yang membantu terjadinya pemanasan pada lapisan atmosfer dan permukaan bumi.
Penghangatan permukaan bumi ini terjadi karena gas-gas yang terlepas dari aktifitas di biosfer bumi seperti karbon dioksida ( CO2 ), gas metan ( CH4 ), nitrogen dioksida ( NO2 ), chlorofluorocarbon (CF,XC,X) terkumpul di lapisan troposfer/stratosfer membentuk awan. 
Awan dengan dimensi gas-gas itu merubah kesetimbangan energi dari planet bumi melalui penyerapan radiasi gelombang panjang ( longwave ) yang diemisikan dari permukaan bumi. Dari kejadian itu muncul suatu effect pada suhu permukaan bumi yang menjadi hangat / panas yang meningkat yang kemudian kita sebut Effect Rumah Kaca . 
Effect Rumah kaca yang bisa kita artikan secara sederhana bahwa awan yang ada, terdapat gas yang terkumpul membentuk semacam tabir berupa kumpulan gas CO2 ( dominan ) 
Gas-gas itu yang sifatnya seperti kaca , yang mana sifat kaca adalah dapat ditembus cahaya yang membawa panas , namun setelah berada di dalamnya , panas yang ada di kaca itu tidak bisa menembusnya ( mobil parkir di lapangan , setelah pintu kita buka suhu di dalam akan lebih panas) panas yang tak bisa menembus kaca itu hanya terpantul- pantul sehingga dampaknya seperti yang kita rasakan kini.
Perlu diketahui pula bahwa , tanpa adanya Effek Rumah Kaca ini , suhu di permukaan bumi akan dingin berkisar —18 oC, dibandingkan saat ini suhu rata-rata permukaan bumi sebesar 15 C.
Energi sinar matahari yang melewati lapisan atmosfer sebanyak (26 %) dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh awan dan sebanyak 19 % diserap oleh partikel-partikel dan gas-gas yang terdapat dalam lapisan atmosfer. Sisanya sebanyak 55 % diteruskan ke permukaan bumi, di permukaan bumi sinar radiasi matahari ini digunakan untuk berbagai proses, untuk pemanasan bumi, pencairan es dan salju, penguapan air permukaan (laut, danau, sungai, waduk, dll.) dan photosintesis. 

Pemanasan permukaan bumi oleh sinar matahari menyebabkan permukaan bumi seperti sebuah radiator energi gelombang panjang (radiasi infra merah). Emisi radiasi infra merah seharusnya kembali ke ruang angkasa, namun sebagian besar diserap oleh gas rumah kaca (GRK) yang terdapat pada lapisan atmosfer. Penyerapan radiasi infra merah oleh GRK menyebabkan terjadinya penambahan energi panas terhadap sistem lapisan atmosfer bumi. Sebanyak 90 % sinar infra merah yang dipantulkan permukaan bumi dipantulkan kembali oleh GRK yang terdapat dalam lapisan atmosfer ke permukaan bumi, sekali lagi diserap dan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi, demikian proses ini terjadi berulang-ulang. Proses yang ada ini dikenal dengan sebutan ERK dan dampaknya menyebabkan terjadinya pemanasan global (global warming).

Sebenarnya Lingkungan yang telah tercipta ini juga tidak begitu kebingungan dengan kejadian diatas karena proses balancingkearah optimal juga akan dilakukannya misalnya dengan tumbuhan yang ada didalamnya menyerap gas CO2 (GRK) untuk dirubah menjadi O2
Meskipun juga masih ada yang lolos ke awan membentuk Tabir GRK .
Maka dengan peran manusia sebagai kalifah bumi (utusan tuhan ) mengelola bumi , tentu kita harus melakukan banyak penanaman tanaman dengan memberikan space tempat tinggalnya untuk ditanami tanaman agar proses Fotosintesis bisa mengurangi gas buang CO2 ke awan setidaknya dari kamu sendiri yang mengeluarkan CO2 dari mulutmu.Selama masih diambang batas pembuangan CO2 ke udara lingkungan masih bisa mengelolanya , buktinya dari dulu juga bumi ya seperti ini terus suhunya .
Emang kalau terjadi letupan ternyata emisi CO2 menjadi lebih besar dan semua CO2 itu benermengcover troposfer kita ya pasti suhu lingkungan menjadi panas , karena nggak ada yang bocor covernya , tetapi mosok begitu kan kita lihat keatas masih ada yang bocor bocor hehehe