Kingdom Archaeobacteria : cirri-ciri, klasifikasi dan peranannya dalam kehidupan

Kingdom Archaeobacteria : cirri-ciri, klasifikasi dan peranannya dalam kehidupan

Oktober 07, 2013 0
Ketika anda berwisata di pemandian air panas alami, pernakah anda berpikir dan bertanya : mungkinkah di air panas ini ada kehidupan ? Apa jawaban anda ? Bisa jadi mungkin ada kehidupan di lingkungan air panas alami.
Hal ini bisa dimungkinkan, mengingat ada beberapa organism tertentu yang mampu hidup di lingkungan yang sangat eksteim seperti air bersuhu tinggi, lingkungan berkadar garam tinggi dan lingkungan ekstrim lainnya.
Organisme-organisme semacam ini dikelompokkan ke dalam kingdom tersendiri dan diberi nama kingdom archaeobacteria.
Lalu, apa cirri-ciri kingdom archaeobacteria yang membedakannya dengan kingdom-kingdom lainnya ?

Ciri-ciri kingdom archaeobacteria, antara lain :
Bersel tunggal / monoseluler
Tipe sel prokariotik
Dinding selnya tidak mengandung Peptidoglikan ,
Membrane plasmanya mengandung lipid dengan ikatan eter.
Ribosommnya menyerupai ribosom sel eukariotik yaitu mengandung beberapa jenis RNA polymerase
Habitat di lingkungan ekstrim seperti : sumber air panas, laut berkadar garam tinggi, di dalam tubuh organism lain.
Berkembangbiak dengan cara pembelahan biner, fragmentasi, pembentukan tunas

Klasifikasi kingdom Archaeobacteria
Dalam taksonomi, kingdom Archaeobacteria diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok berdasarkan lingkungan ekstrim yang menjadi habitatnya dan cara metabolismenya.
Ketiga kelompok itu, adalah :

Pertama, kelompok Methanogen
Kelompok ini adalah archaeobacteria yang mampu hidup di lingkungan dengan kadar oksigen minimum ( di lumpur ), bersimbiosis dengan kelompok hewan herbivore di dalam saluran pencernaan ( rumen ), di saluran pencernaan rayap yang berperan sebagai agen fermentasi selulosa. Mampu tumbuh dengan baik pada suhu 98 derajad Celcius tetapi mati jika berada di suhu -84 derajat Celcius.
Memperoleh makanan dengan cara “membusukkan”  bahan organic dengan cara mereduksi karbondioksida ( CO2 ) menghasilkan bahan sisa berupa metana ( CH4 ).
Bersifat anaerobic  mesofilik dan kemosintetik.
Contoh anggota kelompok Methanogen antara lain : Ruminococcus albus ( menghidrolisis glukosa ), Methanobacterium ( menghasilkan sisa metabolism berupa gas metana / CH4 ), Methanocaldococcus, Methanosarcina.

Kedua, kelompok Thermoasidofil ( Termofil Ekstrim ).
Kelompok ini hidup di lingkungan ekstrem bersuhu tinggi dan bersifat asam. Tumbuh optimal pada suhu  antara 60 derajat Celcius hingga – 80 derajat Celcius dengan pH 2-4. Dapat ditemukan hidup di kawah vulkanik, lubang vulkanik, dan mata air yang mengandung sulfur. Hidup dengan cara mengoksidasi sulfur.
Contoh anggota Thermoasidofil adalah Sulfolobus. Thermus thermophilus, Thermoanaerobacter ethanolicus, dan Bacillus thermoproteolyticus. Arkrea hipertemofilik merupakan yang arkea yang paling tahan panas karena dapat hidup pada suhu lebih dari 65 °C, contohnya adalah Thermococcus cellerdan Pyrolobus fumarii.

Ketiga, kelompok Halofil ( Halofil ekstrem)
Kelompok ini hidup pada lingkungan berkadar garam tinggi. Mengandung / memiliki semacam “klorofil” berupa bakteriorodopsin.yang memberikan warna ungu dan diduga mampu melakukan sintesis / fotosintesis. Respirasi dilakukan secara aerobic.
Contoh anggota Halofil adalah : Halobacterium salinarum.

Peranan anggota kingdom Archaeobacteria dalam kehidupan.
Bagaimana dengan peranan archaeobacteria dalam kehidupan di bumi ?
Karena jumlah anggotanya sedikit, hingga saat itu belum dikenal secara luas  mengenai peranan archaeobacteria baik kegunaan / manfaat maupun kerugian yang ditimbulkannya. Salah satu manfaatnya adalah bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk memproduksi gas metana ( CH4 ).

Pertanyaan :
Apa yang membedakan Archaeobacteria dengan Eubacteria ?