Persendian ( Artikulasi )

Persendian ( Artikulasi )

September 30, 2015 0
Sistem Rangka ( skeletal System ) dibangun oleh sekian banyak tulang ( ada sekitar 200 an jumlah tulang yang menyusun rangka manusia.
Dalam susunan rangka, antara tulang satu dengan tulang lainnya berhubungan satu sama lain melalui suatu hubungan antar tulang yang dinamakan persendian / artikulasi.
Berdasarkan kemungkinan gerak yang dapat terjadi, persendian / artikulasi dibedakan menjadi dua macam yakni : Sinartrosis dan Diartrosis.

Apa sinartrosis itu ?
Sinartrosis merupakan hubungan antar tulang yang tidak dapat digerakkan atau kalau ada gerakan sifatnya terbatas.

Apa macam Sinartrosis ?
Berdasarkan komponen penghubungnya sinartrosis dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
  1. Sinostosis, yaitu hubungan langsung antara tulang dengan tulang yang tidak memungkinkan adanya gerakan. Contoh : hubungan antar tulang tengkorak pada orang dewasa.
  2. Sinkondrosis, yaitu apabila hubungan antar tulang dihubungkan oleh jaringan tulang rawan sehingga memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh : hubungan antara tulang rusuk dengan tulang dada, hubungan antar ruas-ruas tulang belakang.
  3. Sinfibrosis, yaitu hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh jaringan ikat sehingga masih memungkinkan terjadinya gerakan walaupun sedikit. Contoh : hubungan antara tulang kemaluan kiri dan kanan, hubungan antar tulang tengkorak pada bayi ( sebelum mengalami osifikasi ).
Apa  Diartrosis ?
Diartrosis atau disebut juga persendian merupakan hubungan antara dua tulang atau lebih yang memungkinkan terjadinya gerakan tulang-tulang secara leluasa.
Ujung tulang yang membentuk persendian bersifat khas, yaitu ujung yang satu membentuk bonggol sedangkan ujung lainnya membentuk lekukan/ceruk yang kompatibel. Setiap permukaan sendi dilapisi oleh tulang rawan hialin dan dibungkus oleh selaput sinovial yang menghasilkan minyak sinovial / minyak sendi yang berfungsi melicinkan gerakan persendian.
 
Apa saja macam diartrosis ?
Berdasarkan macam hubungan persendian dibedakan menjadi paling tidak 6 macam, yaitu :
  1. Sendi engsel, yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan ke satu arah ( seperti daun pintu dan kusen yang dihubungkan oleh engsel. Contoh : persendian tulang siku dan lutut.
  2. Sendi pelana / sendi sela, merupakan persendian yang memungkinkan gerakan kedua arah. Contoh : persendian antar ruas-ruas tulang belakang, sendi antar tulang telapaka tangan, dan tulang pergelangan tangan pada ibu jari.
  3. Sendi putar, hubungan antar 2 tulang di mana satu tulang mengitari tulang yang lain sehingga menimbulkan gerak rotasi. Contoh : hubungan antara tengkorak dengan tulang atlas, metakarpal dengan jari-jari tangan.
  4. Sendi peluru / endartrosis, merupakan hubungan antar tulang  yang memungkinkan terjadinya gerakan ke segala arah. Contoh : hubungan antara tulang lengan atas dengan gelang bahu, hubungan antara tulang paha dengan gelang panggul.
  5. Sendi geser / sendi kejat / sendi ovoid, merupakan hubungan antar tulang yang gerakannya hanya menggeser , kedua ujung agak rata dan tidak berporos. Contoh : hubungan antara atlas dengan aksis, hubungan antara radius dengan ulna.
  6. Sendi Luncur, merupakan hubungan antara tulang yang memungkinkan terjadi gerakan badan melengkung ke depan, ke belakang, atau memutar. Contoh : hubungan antara scapula dengan clavicula, hubungan antara carpal dengan metacarpal.
https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images

 

Angka Kelahiran dan Kematian

September 20, 2015 0
Angka Kelahiran dan Kematian adalah dua faktor yang paling berpengaruh pada pertumbuhan jumlah penduduk di suatu negara. Penduduk adalah sekelompok manusia yang menempati suatu wilayah dalam waktu tertentu. Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai permasalahan dalam bidang kependudukan. Terutama jumlah penduduk yang komposisinya tidak seimbang. Jumlah usia nonproduktif lebih banyak dibandingkan dengan usia produktif. Secara internasional, jumlah penduduk Indonesia menduduki peringkat keempat setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.

1. Angka Kelahiran
Angka kelahiran disebut juga fertilitas atau natalitas yang artinya menunjukkan angka kelahiran yang sesungguhnya. Kelahiran hidup adalah sutu kelahiran bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan dan bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Adapun angka kelahiran mati adalah kelahiran sseorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Angka Kelahiran dan Kematian

Faktor penunjang tingkat kelahiran adalah sebagai berikut.
  1. Kawin usia muda, di masyarakat pedesaan masih banyak perkawinan dalam usia muda sebab orang tuanya merasa malu jika anaknya tidak cepat mendapatkan jodoh.
  2. Besarnya angka kematian bayi, sebab banyaknya bayi yang meninggal mendorong orang tua mempunyai anak banyak.
  3. Adanya penilaian tinggi pada anak, karena: 1) Penerus keturunan. Anak adalah penerus keturunan keluarga, dengan demikian orang tua merasa was-was jika mempunyai sedikit anak sebab khawatir regenerasi keluarganya akan terhenti. 2) Sumber tenaga kerja. Setelah serang anak tumbuh dewasa, maka dia akan menjadi sumber pencari nafkahuntuk membantu orang tua. Pembawa rezeki, anak diharapkan membalas segala jasa orang tua dalam betuk materi. Oleh sebab itu, jika anak mendapatkan rezeki, maka orang tua tentu akan menikmatinya pula.
  4. Tumpuan pada hari tua. Jika orang tua sudah lanjut usia, maka anak akan menjadi tumpuan harapan orang tua yang wajib memenuhi segala kebutuhan orang tua.

Beberapa faktor penghambat tingkat kelahiran, yaitu adanya ke sadaran tentang pentingnya hal-hal berikut.
  1. Keluarga Berencana (KB). Kesadaran masyarakat untuk menjaga jarak kehamilan, demi peningkatan taraf hidup dan kemajuan pendidikan.
  2. Undang-undang perkawinan yang menetapkan batas minimal usia untuk menikah untuk wanita 17 tahun dan lakilaki 20 tahun.
  3. Penundaan usia kawin, dengan alasan sekolah atau belum bekerja, para remaja mampu menunda usia pernikahannya.
  4. Peraturan mengenai tunjangan anak pegawai negeri yang menetapkan tunjangan hanya diberikan sampai anak yang ke-2.

2 Angka Kematian
Faktor kedua yang memengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kematian atau mortalitas. Kematian yaitu hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Faktor penyebab kematian (mortalitas) antara lain sebagai berikut.

  1. Belum memadainya sarana kesehatan
  2. Tingkat kesehatan masyarakat masih rendah
  3. Kurangnya gizi makanan sebagian besar penduduk
  4. Pencemaran lingkungan
  5. Kecelakaaan lalu lintas
  6. Peperangan
  7. Bencana alam dan wabah penyakit

Faktor pengendali kematian (penghambat) antara lain:

  1. Semakin meningkatnya fasilitas kesehatan
  2. Tingginya tingkat kesehatan masyarakat
  3. Makanan yang cukup bergizi
  4. Lingkungan yang bersih dan teratur
  5. Ajaran agama yang melarang bunuh diri dan membunuh orang lain
  6. Keadaan negara yang damai

Pola Umum Curah Hujan di Kepulauan Indonesia

September 19, 2015 0
Tahukah kalian Curah hujan di wilayah Indonesia bagian mana yang lebih besar? Indonesia bagian barat atau Indonesia bagian timur? Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh letak geografis. Pengaruh letak geografis pada perubahan dan kondisi musim di Indonesia, yaitu sebagai berikut. Posisi Indonesia yang diapit dua samudra besar di dunia, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia mengakibatkan wilayah Kepulauan Indonesia mempunyai tingkat kelembapan (humidity) tinggi. Kondisi musim di Indonesia dipengaruhi intensitas penyinaran matahari dan penguapan. Posisi kepulauan Indonesia yang dilalui oleh garis khatulistiwa menyebabkan penyinaran matahari berlangsung sepanjang tahun. Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang beriklim tropis. Letak astronomis dan geografis memengaruhi variasi iklim di Indonesia. Indonesia mengalami dua musim selama satu tahun, yaitu hujan dan kemarau yang berganti setiap enam bulan. Pola iklim memengaruhi pula pada budaya masyarakat.

Jika kalian perhatikan peta sebaran curah hujan di indonesia maka akan ditemukan pola umum hujan di Indonesia seperti yang diuraikan sebagai berikut.
  1. Pantai sebelah barat setiap pulau mendapat jumlah hujan selalu lebih banyak daripada pantai sebelah timur
  2. Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar daripada Indonesia bagian timur. Sebagai contoh, deretan pulau-pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang dihubungkan oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan yang terbanyak ialah Jawa Barat.
  3. Curah hujan juga bertambah sesuai dengan ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak biasanya berada pada ketinggian antara 600 - 900 m di atas permukaan laut.
  4. Di daerah pedalaman, di semua pulau, musim hujan jatuh pada musim pancaroba. Demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar.
  5. Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT.
  6. Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur, seperti berikut. 1) Pantai barat Pulau Sumatra sampai ke Bengkulu memperoleh hujan terbanyak pada November. 2) Lampung-Bangka yang letaknya ke timur memperoleh hujan terbanyak pada Desember. 3) Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada Januari- Februari.
  7. Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah, musim hujannya berbeda, yaitu pada Mei-Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang mengalami musimkering. Batas daerah hujan Indonesia barat dan timur terletak pada kira-kira 120°Bujur Timur.
Pola Umum Curah Hujan di Wilayah Indonesia

Rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap tahunnya tidak sama. Namun masih tergolong cukup banyak, yaitu ratarata2.000 - 3.000 mm per tahun. Begitu pula antara tempat yang satu dan tempat yang lain rata-rata curah hujannya tidak sama. Ada beberapa daerah yang memperoleh curah hujan sangat rendah dan ada pula daerah yang memperoleh curah hujan tinggi.
  1. Daerah yang memperoleh curah hujan rata-rata per tahun kurang dari 1.000 mm, meliputi 0,6% dari luas wilayah Indonesia, di antaranya Nusa Tenggara, dan 2 daerah di Sulawesi (lembah Palu dan Luwuk).
  2. Daerah yang memperoleh curah hujan antara 1.000 - 2.000 mm per tahun di antaranya sebagian Nusa Tenggara, daerah sempit di Merauke, Kepulauan Aru, dan Tanibar.
  3. Daerah yang memperoleh curah hujan antara 2.000 - 3.000 mm per tahun, meliputi Sumatra Timur, Kalimantan Selatan,dan Timur sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Tengah, sebagian Irian Jaya, Kepulauan Maluku dan sebagian besar Sulawesi.
  4. Daerah yang memperoleh curah hujan tertinggi lebih dari 3.000 mm per tahun meliputi dataran tinggi di Sumatra Barat,Kalimantan Tengah, dataran tinggi Irian bagian tengah, dan beberapa daerah di Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba.

Sumber : IPS Terpadu - SMP Kelas VIII

Persebaran Jenis Tanah di Indonesia

September 19, 2015 0
Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya untuk semua kehidupan di bumi sebab tanah mendukung kehidupan tanaman dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Semua lapisan tanah atau batuan yang paling atas disebut dengan pedosfer. Tanah adalah istilah yang sering dikenal oleh manusia, serta banyak dimanfaatkan untuk kelangsungan hidupnya. Menurut Suryatna Rafi’i, tanah diartikan sebagai benda yang berwujud padat, cair, dan gas yang tersusun dari bahan organik dan anorganik yang terdapat dalam suatu lahan. Adapun ilmu yang mempelajari tanah disebut pedologi.

a. Proses Pembentukan Tanah
Tanah terbentuk dari hasil pelapukan batuan. Adapun faktor yang memengaruhi pembentukan tanah ialah iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu.

T = f (i, o, b, t, w)

Iklim adalah faktor terpenting dalam pembentukan tanah. Misalnya, pengaruh suhu dan banyaknya curah hujan akan berpengaruh pada proses pelapukan batuan dan akhirnya terbentuklah tanah. Adanya bahan organik dan unsur hara  juga akan memengaruhi proses pembentukkan tanah. Batuan akan lebih cepat lapuk jika terdapat banyak mikroorganisme di dalamnya. Begitu juga dengan banyaknya vegetasi akan mempermudah batuan menjadi hancur dan membentuk agregat tanah (bahan-bahan mineral tidak bergerak, misalnya pasir, debu, dan kerikil) dan bunga tanah.

Tanah yang ada di permukaan bumi menunjukkan sifat dari batuan induknya. Misalnya, batuan induk yang tingkat kekerasan sangat tinggi, maka biasanya tanah masih bercampur dengan bongkahan batuan yang belum lapuk, atau sebelumnya masih berstruktur pasir. Pada daerah yang topografinya relatif datar, sedimentasi sering terjadi. Hasilnya, lapisan batuan yang paling atas akan ditempati material halus yang semakin menebal sesuai dengan waktu proses terjadinya pelapukan. Berdasarkan waktu pembentukannya semua bahan induk akan berubah menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
  1. Tanah muda bercirikan dengan adanya sifat utama pada batuan induknya, seperti tanah alluvial, regosol, dan latosol.
  2. Tanah dewasa sudah mengalami proses lebih lanjut sehingga terbentuk horizon B, seperti tanah andosol dan grumosol.
  3. Tanah tua yang adalah batuan yang terus mengalami proses pelapukan sehingga pada lapisan tanah terbentuk horizon A1, A2, A3, dan B1, B2, B3, seperti tanah podsolik dan laterit.

b. Sifat-Sifat Tanah
Tanah terdiri atas lapisan yang disebut dengan horizon. Sifatsifat tanah tak akan terlepas dari horizon-horizonnya. Adapun masing-masing horizon tanah ialah sebagai berikut.

Horizon O, yaitu lapisan tanah yang paling atas, tersusun dari bahan organik dan
lempung dengan tekstur yang halus. Bagian ini biasanya berwarna hitam atau kehitaman.
  1. Horizon A, yaitu lapisan tanah yangterdiri atas berbagai jenis mineral, letaknya berada di bawah horizon O. Berdasarkan urutannya horizon A terdiri atas: a) horizon A1, horizon mineral yang terdapat pada lapisan yang paling atas dan terlihat percampuran mineral dengan bahan organik; b) horizon A2, disebut juga horizon eluviasi sebab beberapa mineral utama mengalami pencucian maksimal,yang tertinggal hanya mineral resisten; dan c) horizon A3, adalah peralihan ke horizon B atau langsung ke horizon C.
  2. Horizon B, yaitu horizon yang paling banyak mengandung mineral besi dan aluminium yang tersusun dari horizon A, warnanya lebih gelap dengan tekstur yang lebih halus.
  3. Horizon C, horizon yang masih menampakkan sifat bahan induk tetapi sudah banyak mengalami pelapukan.
  4. Horizon D, batuan induk yang masih utuh dengan tekstur keras.

c. Karakteristik Tanah di Indonesia
Karakteristik tanah yang ada di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.

  1. Indonesia adalah negara tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi per tahunnya, mencapai 100-200 mm per bulan dengan temperatur tidak kurang dari 180°C.
  2. Indonesia adalah pertemuan tiga rangkaian pegunungan dunia, yaitu Sirkum Mediterania, Sirkum Pasifik, dan jalur pegunungan Australia. Akibatnya, di Indonesia terdapat banyak sekali gunung berapi.
  3. Indonesia adalah kepulauan yang terbentuk dari tiga lempeng dunia, yaitu lempeng Asia, Indo-Australia, dan Lempeng dasar Pasifik. Sehingga relief di Indonesia beranekaragam, seperti terbentuknya gunung-gunung tinggi.
  4. Indonesia termasuk daerah tumbuhan Malesiana. Daerah ini adalah bioma hutan hujan tropis atau hutan basah, dicirikan dengan kanopi yang rapat dan tanaman memanjat seperti liana dan rotan. Hutan di daerah tumbuhan Malesiana mempunyai lebih kurang 248.000 spesies tanaman tinggi, didominasi oleh pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji bersayap. Dipterocarpaceae adalah tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae misalnya keruing (Dipterocapus sp), meranti (Shorea sp), kayu garu (Gonystylus bancanus), dan kayukapur (Drybalanops aromatica). Dengan demikian, Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan sumber daya nabati di dunia.

Pengaruh dari faktor-faktor itu membentuk suatu karakteristik tanah Indonesia yang berbeda dengan negara lainnya. Karakteristik tanah di Indonesia ialah sebagai berikut.

Persebaran Jenis Tanah di Indonesia
Erosi
  1. Curah hujan tinggi menyebabkan proses pelapukan yang cenderung terjadi adalah pelapukan kimia. Dampaknya adalah tanah-tanah di Indonesia mempunyai solum atau kedalaman tanah yang cukup tebal. Kedalaman solum ini sangat mendukung tanaman dan satwa renik yang hidup di dalamnya.
  2. Curah hujan dapat menyebabkan erosi. Dengan demikian proses erosi pun cenderung terjadi. Walau pun solum tanah yang terbentuk cukup tebal, namun jika tidak memerhatikan faktor pemicu erosi, maka tanah akan rusak. Kerusakan tanah ini akan diikuti dengan berkurangnya tanaman yang ada, lambat laun lahan akan menjadi tandus.
  3. Banyaknya gunung api dapat membentuk tanah vulkanik yang sangat subur. Tanah vulkanik ini biasanya digunakan untuk budi daya hortikultura.
  4. Dengan adanya variasi relief, maka keadaan tanah cenderung bervariasi pula. Banyak sekali tipe-tipe tanah yang dapat dijumpai di Indonesia. Masing-masing tipe tanah ini mempunyai daya dukung yang berbeda pada tanaman. Akibatnya, tanaman yang ada bervariasi.
  5. Keanekaragaman hayati adalah sumber bahan organik untuk tanah, sehingga tanah di Indonesia mengandung banyak bahan organik baik untuk pertumbuhan tanaman. Pada daearah rawa, bahan-bahan organik ini membentuk tanah organosol. Tanah organosol ini jika dikelola dengan baik dapat dijadikan lahan pertanian baik. Programprogram pemerintah pun sudah mulai dilakukan untuk mengelola potensi lahan ini sejak zaman orde baru yang dikenal dengan proyek lahan gambut sejuta hektar.

d. Persebaran Tanah di Indonesia
Supraptoharjo, menjelaskan persebaran jenis-jenis tanah di Indonesia sebagai berikut.
1) Tanah organik, disebut juga tanah organosol yang secaraumum dikenal dengan sebutan tanah gambut. Jenis tanah ini mengandung bahan organik yang banyak sehingga tidak mengalami perkembangan. Perkembangan profil ke arah pembentukan horizon yang berbeda, biasanya berwarna coklat dan mempunyai sifat asam. Berdasarkan proses pembentukannya tanah gambut dibedakan sebagai berikut.
  • Tanah gambut ombrogen, terbentuk sebab pengaruh curah hujan yang airnya tergenang. Tersebar di sepanjang pantai timur Sumatra, pantai barat dan selatan Kalimantan, serta pantai selatan Papua.
  • Gambut topogen, terbentuk sebab pengaruh topografi tersebar di sekitar Rawa Lakbok, Pangandaran, Rawa Pening, dan Tanah Deli.
  • Gambut pegunungan, terbentuk di daerah cekungan di pegunungan.

2) Tanah Tanpa Diferensiasi Horizon
  • Tanah litosol adalah tanah muda sehingga batuan induknya sangat dangkal (45 cm) banyak tersebar di daerah pegunungan kapur Jawa Tengah, Madura, Nusa Tenggara, dan Maluku Selatan.
  • Tanah alluvial adalah tanah yang terdapat pada lahan yang sering mengalami sedimentasi dan banjir, biasanya memberi produksi padi baik. Banyak terdapat di daerah lembah yang landai, seperti Karawang, Indramayu, Delta Brantas, Gersik, dan Tegal.
  • Tanah regosol, yaitu tanah yang belum menunjukkan diferensiasi horizon dan tampak hanya horizon A1, banyak tersebar di daerah dataran tinggi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.
  • Tanah Merah Tanah ini menutupi sebagian lahan di Indonesia yang terbentuk  dari batuan beku, sedimen, dan malihan.

Sumber : IPS Terpadu - SMP Kelas VIII