Ciri-ciri dan klasifikasi Kingdom PLANTAE ( kerajaan Tumbuhan )

Ciri-ciri dan klasifikasi Kingdom PLANTAE ( kerajaan Tumbuhan )

Februari 24, 2011 0
Siapa tak kenal tumbuhan ? 
Ya... tumbuhan merupakan sosok mahkluk hidup yang mudah kita kenali dan mudah kita "tangkap" karena dia tidak bisa bergerak pindah tempat, atau disebut immotil.

Ciri-ciri apa saja yang membedakan tumbuhan dengan mahkluk hidup lainnya ?
Berikut ini adalah beberapa hal penting yang dapat digunakan untuk mencirikan tumbuhan ( Plantae ) :
  • multiseluler, tumbuhan merupakan mahkluk hidup yang tersusun atas banyak sel yang terdeferensiasi menjadi berbagai macam jenis jaringan
  • eukariotik. Sel penyusun tubuh tumbuhan memiliki membran inti sel yang melindungi materi genetik di dalamnya
  • dinding sel dari selullosa. Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang melindungi membran sel. Zat utama penyusun dinding sel adalah sejenis karbohidrat ( polisakarida ) bernama selullosa.
  • memiliki akar-batang-daun. Tubuh tumbuhan melekat pada dasar karena memiliki akar yang tertanam di dalam media hidupnya, disusul dengan batang yang menjulang dan daun yang berjumlah banyak.
  • Fotoautotrof. Tumbuhan merupakan mahkluk hidup yang mampu mencukupi kebutuhan nutrisi sendiri, karena memilki keammpuan melakukan sintesis. Kemampuan ini dimungkinkan karena sel-sel tumbuhan terutama yang menyusun daun ( mungkin juga beberapa batang ) memiliki kloplast yang didalamnya tersimpan klorofil ( sejenis pigmen yang punya peranan penting dalam peristiwa fotosintesis ).
  • menyimpan cadangan makanan dalam bentuk amilum / tepung atau zat pati.
Saking banyaknya jumlah anggota kingdom plantae, menyebabkan banyak ragam cara para ahli tumbuhan ( botanolog ) dalam menyusun klasifikasi kingdom plantae.
Beberapa macam klasifikasi yang telah dilakukan oleh para botanologist, antara lain :

1.  Berdasarkan cara berkembangbiaknya , kingdom plantae diklasifikasikan menjadi :
  • tumbuhan berspora ( Sporophyta ) yang terdiri dari : divisi Bryophyta dan divisi Pteridophyta
  • tumbuhan berbiji ( Spermatophyta ) yang terdiri dari : divisi Gymnospermae dan divisi Angiospermae
2. Berdasrkan ada tidaknya jaringan pembuluh pengangkut ( xileem dan floem ), kingdom Plantae  
    diklasifikasikan menjadi :
  • Atracheophyta ( tumbuhan yang tidak berpembuluh ), meliputi divisi Bryophyta
  • Tracheophyta ( tumbuhan yang memiliki pembuluh ) meliputi : divisi Pteridophyta, divisi Spermatophyta
Beberapa Gangguan pada Sistem Pencernaan makanan Manusia

Beberapa Gangguan pada Sistem Pencernaan makanan Manusia

Februari 15, 2011 0
Gangguan sistem pencernaan makanan pada manusia dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bacteri, ataupun kelainan pada organ pencernaan .

Beberapa gangguan yang umum, adalah :
  1. Apendisitis ( radang apendiks ), merupakan keadaan terjadinya infeksi pada apendiks ( umbai cacing ) yang mengakibatkan peradangan. Keadaan ini terkadang umum disebut sebagai radang usus buntu.
  2. Diare ( mencret , bhs Jawa ) , terjadi apabila kim dari lambung mengalir ke usus terlalu cepat mengakibatkan defekasi ( buang air besar / BAB ) menjadi lebih sering dengan feses encer mengandung banyak air. Penyebabnya, antara lain : stres makanan tertentu atau organisme ( mikroba ) perusak ynag melukai dinding usus . Diare dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral sehingga terjadi keadaan yang dinamakan dehidrasi.
  3. Gastritis, merupakan peradangan pada dinding lambung / ventrikuli
  4. Kolik, merupakan gangguan berupa "salah cerna" akibat memakan makanan yang sangat merangsang lambung, seperti ; alkohol, cabai yang mengakibatkan rasa nyeri pada bagian perut.
  5. Konstipasi ( sembelit ), terjadi jika kim dari lambung masuk ke usus dengan sangat lambat , akibatnya air terlalu banyak diserap oleh dinding usus sehingga feces menjadi padat dan keras serta kering. Keadaan ini dapat disebabkan karena kurangnya konsumsi makanan yang banyak mengandung serat dan banyak mengkonsumsi daging.
  6. Peritonitis, merupakan peradangan pada selaput rongga perut ( peritonium ).
  7. Ulkus ( tukak lambung ), merupakan keadaan terluka nya dinding lambung yang bisa sampai menyebabkan berlubangnya dinding lambung. Sebagian besar disebabkan oleh infeksi bacteri jenis tertentu , juga bisa disebabkan karena produksi asam lambung ( HCl ) yang berlebihan. Pada kasus lain disebut juga ulkus peptikum ventrikuli.
Contoh-contoh Produk Bioteknologi Konvensional

Contoh-contoh Produk Bioteknologi Konvensional

Februari 11, 2011 0
Bioteknologi konvensional disebut juga sebagai bioteknologi sederhana. Disebut demikian mungkin karena bioteknologi jenis ini dikerjakan secara sederhana, bisa menggunakan peralatan sederhana. Di samping itu, ada juga yang menyebutnya sebagai bioteknologi kuno. Disebut demikian, mungkin karena bioteknologi jenis ini sudah dikenal dan dikerjakan oleh manusia 6000 tahun sebelum masehi dengan memanfaatkan kemampuan fermentasi mikroba tertentu .

Beberapa contoh produk bioteknologi konvensional, antara lain sbb :
  1. anggur dan bir, dari bahan mentah biji sereal ( semisal gandum ) dengan agen hayati khamir dari jenis Aspergillus oryzae
  2. Roti, dari bahan dasar biji sereal ( gandum ) dengan agen hayati berupa khamir dari jenis Saccharomyces cerevisiae.
  3. Keju, dari bahan dasar  susu murni dengan agen hayati kelompok bacteri asam laktat ( dari genus : Lactobacillus dan Streptococcus ) yang memfermentasi laktosa menjadi asam laktat.. Juga terkadang digunakan jamur Penicillium camembert dan Penicillium requefort .
  4. Yoghurt, dari bahan dasar susu segar dengan agen hayati bacteri asam laktat dari jenis  Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophylus.
  5. Mentega, dari bahan dasar susu segar dengan agen hayati bacteri dari jenis Streptococcus lactis dan Leuconostoc cremoris.
  6. Antibiotik pinisilin , memanfaatkan kemampuan jamur Penicillium notatum dan Penicillium crysogenum untuk mensintesis antibiotik ( ditemukan Alexander Fleming, 1926 ).
  7. Sauerkraut, dari bahan dasar sayuran menggunakan agen hayati bacteri asam laktat
  8. Nata de coco, dari bahan dasar air kelapa menggunakan jasa agen hayati Acetobacter xyllinum.
  9. Tempe, dari bahan dasar kedelai menggunakan bantuan jenis jamur Rhizopus stoloniferus.
  10. Kecap, dari bahan dasar kedelai menggunakan agen hayati jamur Aspergillus wentii.
  11. Tapai, dari bahan dasar singkong atau sereal seperti beras ketan menggunakan agen hayati Saccharomyces cerevisiae.
Materi terkait :