Biografi Al-Jurjani: Dokter Muslim Penyusun Ensiklopedi Kedokteran

Biografi Al-Jurjani: Dokter Muslim Penyusun Ensiklopedi Kedokteran

September 30, 2012 0
Nama lengkap al-Jurjani adalah Ismail bin al-Husayn Zaynuddin Abu’l Fada’il al-Husayni al-Jurjani. Ia adalah seorang bangsawan yang menguasai ilmu kedokteran. Di Barat, ia dipanggil dengan sebutan Gurgan. Dalam dunia kedokteran, nama al-Jurjani berkibar karena sejumlah karya fenomenal yang diciptakannya. Sepanjang hidupnya, ia meneliti berbagai masalah yang menyangkut dunia pengobatan. Secara detail dan terperinci, ia memaparkan masalah kedokteran dengan tujuan agar menjadi acuan para penerusnya.

Salah satu prestasi yang membuat nama al-Jurjani terkenal adalah keberhasilannya menyusun sebuah kamus besar yang berjudul Qamus al-Thib. Karena kelengkapan kamus ciptaannya tersebut, ia pun dijuluki sebagai Bapak Kamus. Di kemudian hari, Qamus al-Thib diterjemahkan dalam bahasa Turki, Urdu, Ibrani, Latin, dan bahasa Eropa lain. Qamus al-Thib menjadi salah satu buku acuan perkuliahan bagi para mahasiswa kedokteran di banyak negara.

Selain menulis kamus, al-Jurjani juga menulis sebuah buku ensiklopedi. Buku yang berjudul Dakhira-i Khwarizm Shahi itu dianggap sebagai buku karangan al-Jurjani yang paling bersejarah. Buku ini merupakan ensiklopedi kedokteran pertama yang ditulis dalam bahasa Persia dan memuat sekitar 450.000 kata. Ensiklopedi tersebut kemudian diterjemahkan dalam bahasa Arab dan Turki. Adapun ringkasannya diterjemahkan dalam bahasa Ibrani. Dakhira-i Khwarizm Shahi dianggap sebagai buku sumber informasi teori kedokteran dan farmakologi abad pertengahan. Sebagai sumber farmakologi, buku ini memuat nama-nama tumbuhan dan obat dalam bahasa Persia. Karya ini sangat terkenal di Persia dan India. Satu lagi karya ilmiah al-Jurjani adalah al-Khuffi al-Ala’i. Al-Jurjani menulis bukunya dalam bahasa Arab dan Persia.
Biografi Al-Jurjani: Dokter Muslim Penyusun Ensiklopedi Kedokteran
Semasa hidupnya, al-Jurjani telah menghasilkan banyak karya bermutu. Beberapa di antaranya bersifat substansial, terutama yang berkaitan dengan dunia kedokteran dan filsafat. Di kemudian hari, karya al-Jurjani dilestarikan dalam bentuk manuskrip. Sebuah risalah singkat berbahasa Arab yang membicarakan masalah kefanaan dunia karya al-Jurjani, al-Risalah al-Munabbiha, telah ditemukan dan digabungkan dalam sebuah buku biografi oleh al-Bayhaqi.

Pada tahun 1110 (504 H), al-Jurjani berangkat ke Khwarizmi dan bermukim lama di sana. Menurut beberapa sumber, al-Jurjani berteman akrab dengan khalifah Khwarizanshah Qutb al-Din Muhammad. Sebagai bukti persahabatan mereka, al-Jurjani mempersembahkan sebuah karyanya yang berjudul Dakhiri kepada sang khalifah. Selain itu, al-Jurjani juga bersahabat karib dengan Afsiz bin Muhammad, yang memberinya semangat untuk menulis sebuah buku kompendium singkat berjudul al-Khuffi al-Ala’a di kemudian hari.

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim

Biografi Ibnu Sa’ati: Dokter Muslim dan Ahli Kunci

September 29, 2012 0
Nama lengkap Ibnu Sa’ati adalah Fakhruddin Ridwan bin Muhammad bin Ali bin Rustam al-Khurasani. Ia dilahirkan di Damaskus, tapi keluarganya berasal dari Khurasan. Keluarga besarnya termasuk kalangan intelektual. Ayahnya adalah seorang ahli pembuat kunci. Salah satu hasil karya ayah Ibnu Sa’ati yang terkenal adalah kunci dan gembok besar yang dipasang di pintu masuk Masjid Besar Damaskus. Barang tersebut dipesan langsung oleh Zangid al-Malik al-Adil Nur ad-Din Mahmud. Hasil karya ayahnya yang lain adalah sebuah jam yang ditempatkan di Bab al-Jairun atau Babus Sya’ah, Damaskus. Selain mahir membuat kunci dan jam, ayah Ibnu Sa’ati juga pakar astronomi.

Berbeda dari sang ayah, Ibnu Sa’ati justru memiliki keahlian di bidang kedokteran. Ia dikenal sebagai seorang dokter yang ahli mendiagnosa penyakit pasiennya. Selain itu, namanya juga terkenal di kalangan pejabat pemerintahan.

Ibnu Sa’ati juga ahli kepustakaan, ilmu logika, dan filsafat. Ia mengumpulkan banyak buku, terutama buku karya para filosof Arab. Buku-buku tersebut tersimpan rapi di perpustakaan pribadinya. Selain itu, ia gemar pula menuliskan pemikirannya tentang logika dan filsafat dalam bentuk risalah. Meskipun demikian, ia juga mewarisi keahlian membuat kunci dari sang ayah. Ia bahkan mampu mereparasi jam karya ayahnya yang dipasang di Bab al-Jairun. Sehubungan dengan keahliannya di bidang mekanik, ia pernah menulis sebuah buku yang menjelaskan tentang kegunaan dan konstruksi jam (1203). Buku ini dinilai sebagai karya monumental di bidang mekanik.

Dalam pemerintahan, Ibnu Sa’ati mempunyai karir yang cemerlang. Berkat kepandaiannya, ia memperoleh kedudukan penting sebagai seorang menteri pada masa pemerintahan al-Malik al-Faiz bin al-Malik al-Adil Muhammad bin Ayyub, yang merupakan keponakan dari Shalahuddin al-Ayyubi. Ia juga menjadi menteri dan dokter pribadi al-Malik al-Muazzam bin al-Malik al-Adil, salah satu saudara al-Faiz.
Biografi Ibnu Sa’ati: Dokter Muslim dan Ahli Kunci
Selain menulis tentang mekanika jam, Ibnu Sa’ati juga pernah menghasilkan sejumlah karya kedokteran. Namun sayang, karya-karyanya di bidang ini sulit ditemukan, demikian pula karyanya di bidang lain. Sebuah karya Ibnu Sa’ati tentang pembuatan kunci yang berjudul Risalah fi Amal as-Sa’ati wa Isti’malih telah diterjemahkan oleh E. Wiedemann dan Frietz Hauser pada tahun 1915.

Seorang saudara lelaki Ibnu Sa’ati yang bernama Baha’ al-Adin Abu al-Hasan Ali dikenal pula dengan nama yang sama, yaitu Ibnu Sa’ati. Namun, saudaranya ini lebih dikenal sebagai penyair yang cukup ternama di Kairo.

Ibnu Sa’ati wafat pada tahun 1230 (627 H) di Damaskus.

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim
Biografi Max Karl Ernst Ludwig Planck: Penemu Teori Kuantum

Biografi Max Karl Ernst Ludwig Planck: Penemu Teori Kuantum

September 28, 2012 0
Max Karl Ernst Ludwig Planck (23 April 1858 – 4 Oktober 1947) adalah seorang fisikawan Jerman yang dikenal sebagai penemu teori kuantum. Lahir di Kiel, Planck memulai karir fisikanya di Universitas Munchen di tahun 1874, lulus pada tahun 1879 di Berlin. Dia kembali ke Munchen pada tahun 1880 untuk mengajar di universitas itu, dan pindah ke Kiel pada 1885. Di sana ia menikahi Marie Mack pada tahun 1886. Pada tahun 1889, dia pindah ke Berlin, di mana sejak 1892 dikenal sebagai penemu teori fisika.

Pada 1899, dia menemukan sebuah konstanta dasar, yang dinamakan konstanta Planck, dan sebagai contoh, digunakan untuk menghitung energi foton. Juga pada tahun itu, dia menjelaskan unit Planck yang merupakan unit pengukuran berdasarkan konstanta fisika dasar. Satu tahun kemudian, dia menemukan hukum radiasi panas, yang dinamakan Hukum Radiasi Benda Hitam Planck. Hukum ini menjadi dasar teori kuantum, yang muncul sepuluh tahun kemudian dalam kerja samanya dengan Albert Einstein dan Niels Bohr.

Dan dua asumsinya yang utama yang merupakan awal dari teori kuantum adalah mengenai sifat molukel-molukel yang berosilasi dari dinding rongga benda hitam, yaitu:

1). Molukel-molukel yang berosilasi mempunyai energi En yang sebanding dengan suatu kelipatan bilangan bulat positif n dari frekuensi osilasinya f.

2). Emisi dan absorpsi radiasi diasosiasikan dengan transisi atau loncatan antara dua tingkat energi itu; olehnya osilator kehilangan atau memperoleh energi dengan cara memancarkan (emisi) atau menyerap (absorpsi) masing-masing sejumlah energi radiasi tertentu yang dinamakan sebuah kuantum energi radiasi yang besarnya hf.
Biografi Max Karl Ernst Ludwig Planck: Penemu Teori Kuantum
Max Karl Ernst Ludwig Planck meninggal dunia pada 4 Oktober 1947.

*) Dari berbagai sumber

Biografi K.H. Hasyim Asy’ari: Ulama Pembaharu Pesantren

September 27, 2012 0
K.H. Hasyim Asy’ari merupakan tokoh pendiri Pesantren Tebuireng dan perintis Nahdlatul Ulama (NU). Ia juga dikenal sebagai tokoh pendidikan pembaharu pesantren. Selain mengajarkan Islam di pesantren, K.H. Hasyim Asy’ari juga mengajarkan para santri membaca buku-buku pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato.

K.H. Hasyim Asy’ari lahir di Pondok Nggedang, Jombang, Jawa Timur pada 10 April 1875. Ayahnya bernama Kiai Asy’ari, pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. Ibunya bernama Halimah. Dari garis ibu, K.H. Hasyim Asy’ari merupakan keturunan Raja Brawijaya VI, yang juga dikenal dengan Lembu Peteng, ayah Jaka Tingkir yang menjadi Raja Pajang (keturunan kedelapan dari Jaka Tingkir).

Sejak kecil hingga berusia empat belas tahun, putra ketiga dari sebelas bersaudara ini mendapat pendidikan langsung dari ayah dan kakeknya, Kiai Utsman. Hasratnya yang besar untuk menuntut ilmu, mendorong ia untuk belajar lebih giat. Tidak puas dengan ilmu yang diterimanya, sejak berusia 15 tahun, ia berkelana dari satu pesantren ke pesantren lain. Ia mulai menjadi santri di Pesantren Wonokoyo (Probolinggo), Pesantren Langitan (Tuban), Pesantren Trenggilis (Semarang), dan Pesantren Siwalan, dan Panji (Sidoarjo). Di Pesantren Siwalan, ia belajar kepada Kiai Jakub yang kemudian mengambilnya sebagai menantu.

Pada 1892, Hasyim Asy’ari menunaikan ibadah haji dan menimba ilmu di Mekkah. Di sana, ia berguru kepada Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Ahmad Khatib, dan Syekh Mahfudh at-Tarmisi. Dalam perjalanan pulang ke tanah air, ia singgah di Johor, Malaysia. Ia pun mengajar di sana. Pada 1899, ia pulang ke Indonesia dan K.H. Hasyim Asy’ari mendirikan pesantren di Tebuireng yang kelak menjadi pesantren terbesar dan terpenting di Jawa pada abad ke-20. Sejak 1900, K.H. Hasyim Asy’ari memosisikan Pesantren Tebuireng menjadi pusat pembaruan bagi pengajaran Islam tradisional.

Di Pesantren Tebuireng, para santri belajar membaca huruf latin, menulis, dan membaca buku-buku yang berisi pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato. Namun, ia mendapat tanggapan kurang baik di masyarakat sebab dianggap bid’ah. Ia dikecam, tetapi tidak mundur dari pendiriannya. Baginya, mengajarkan agama berarti memperbaiki manusia. Ia berusaha mendidik para santri dan menyiapkan mereka untuk terjun ke masyarakat. Hal itu adalah salah satu tujuan utama perjuangannya. Pesantren Tebuireng menjadi masyhur ketika para santri angkatan pertamanya berhasil mengembangkan pesantren di berbagai daerah dan juga menjadi besar.
Biografi K.H. Hasyim Asy’ari: Ulama Pembaharu Pesantren
Pada 31 Januari 1926, bersama dengan tokoh-tokoh Islam tradisional, K.H. Hasyim Asy’ari mendirikan Nahdlatul Ulama, yang berarti Kebangkitan Ulama. Organisasi ini pun berkembang pesat dan merekrut banyak anggota. Pengaruh K.H. Hasyim Asy’ari pun makin besar dengan mendirikan organisasi NU bersama teman-temannya. Hal itu dibuktikan dengan dukungan dari para ulama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bahkan, para ulama di berbagai daerah sangat menyegani kewibawaannya. Kini, NU pun berkembang makin pesat.

Meskipun menjadi tokoh penting dalam NU, ia tetap bersikap toleran terhadap aliran lain. Hal yang paling dibencinya adalah perpecahan kalangan umat Islam. Pemerintah Belanda bersedia mengangkatnya menjadi pegawai negeri dengan gaji yang besar asalkan ia mau bekerja sama. Namun, ia menolaknya dengan tegas.

Pada masa awal pendudukan Jepang, K.H. Hasyim Asy’ari ditangkap dengan alasan yang tidak jelas. Namun, berkat bantuan anaknya, K.H. Wahid Hasyim, beberapa bulan kemudian ia dibebaskan. Sesudah itu, ia diangkat menjadi Kepala Urusan Agama. Jabatan itu diterimanya karena terpaksa. Walaupun begitu, ia tetap mengasuh Pesantren Tebuireng.

Sosok K.H. Hasyim Asy’ari yang kharismatik dan berwibawa, membuat ia mendapat banyak dukungan saat memimpin Nahdlatul Ulama. K.H. Hasyim Asy’ari wafat pada 25 Juli 1947 dan dimakamkan di Tebuireng. Atas jasa-jasanya, pemerintah menganugerahi Pahlawan Kemerdekaan Indonesia kepada beliau.

*) Dari berbagai sumber
Biografi Al-Kindi: Pendiri Filsafat Islam

Biografi Al-Kindi: Pendiri Filsafat Islam

September 27, 2012 0
Nama lengkap al-Kindi adalah Abu Yusuf Ya’kub bin Ishak al-Kindi. Namun, masyarakat Barat sering menyebutnya al-Kindus. Al-Kindi berasal dari Arab Selatan. Ia lahir pada tahun 809. Keluarganya kaya dan terhormat.

Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, al-Kindi pindah ke Basrah, Irak, untuk menambah pengetahuannya di berbagai bidang. Setelah itu, ia pindah lagi ke Baghdad untuk melanjutkan kuliah. Al-Kindi dikenal sebagai seorang filosof yang mahir kimia dan matematika. Dalam sejumlah karyanya, al-Kindi sering membahas masalah logika dan matematika. Ia juga sering mengulas buku karya Aristoteles.

Dalam catatan biografi al-Kindi, al-Muntakhab, dikatakan bahwa ia adalah muslim pertama yang terkenal di bidang filsafat. Sejumlah karya, terjemahan, dan koreksi terhadap hasil karyanya sendiri adalah bentuk sumbangsihnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Ia adalah tokoh yang memperkenalkan masalah metafisika, psikologi, etika, dan metode pendekatan secara logika serta ilmiah kepada masyarakat muslim Arab. Para ilmuwan Arab menganggapnya sebagai pendiri Filsafat Muslim Arab. Seorang filosof sempurna dan pemikir yang bijak. Karya-karyanya yang luar biasa membuat namanya berada pada posisi tertinggi di bidang ilmu pengetahuan.

Dengan kecerdasan dan keahlian yang dimilikinya, al-Kindi juga menulis buku tentang kriptologi atau seni memecahkan kode. Dalam bukunya yang berjudul Risalah fi Istikhraj al-Mu’amma atau Manuscript for the Deciphering Cryptographic Messages itu, ia menjelaskan beberapa cara menguraikan kode rahasia. Ia juga mengklasifikasikan kode rahasia tersebut, menjelaskan ilmu fonetik Arab dan sintaksisnya. Lewat buku tersebut, al-Kindi memperkenalkan penggunaan metode statistika untuk memecahkan kode rahasia. Pengalamannya bekerja sebagai penerjemah sandi rahasia dan pesan tersembunyi yang terdapat dalam naskah asli Yunani dan Romawi, telah mempertajam naluri al-Kindi di bidang kriptoanalisa. Sehubungan dengan itu, ia pernah menjabarkan pengalamannya tersebut dalam sebuah makalah. Di kemudian hari, makalah tersebut dibawa ke Barat untuk diterjemahkan dan diterbitkan dalam bentuk buku yang berjudul Manuscript on Deciphering Cryptographic Messages.
Biografi Al-Kindi: Pendiri Filsafat Islam
Tidak hanya menguasai ilmu kriptografi, al-Kindi juga pakar di bidang matematika. Ia telah menghasilkan beberapa buku mengenai sistem penomoran, yang kemudian menjadi dasar aritmatika modern. Selain itu, al-Kindi juga memberikan kontribusi besar dalam bidang geometri bola, bidang yang sangat mendukungnya dalam studi astronomi. Bersama al-Khawarizmi dan Banu Musa bersaudara, ia diberi tugas menerjemahkan karya-karya filosof Yunani dalam bahasa Arab oleh Khalifah al-Makmun.

Al-Kindi sangat mengagumi pemikiran para filosof Yunani – Romawi. Ia sangat terilhami oleh dua filosof besar Yunani, yaitu Socrates dan Aristoteles. Pengaruh kedua tokoh ini bisa dilihat dalam beberapa karya al-Kindi.

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim
PROKARIOTA

PROKARIOTA

September 25, 2012 0
Prokariota adalah sel yang paling sederhana dari semua sel. Bakterimerupakan prokariota dan mereka terbagi  ke dalam dua kategori utama, yaitu : Kerajaan Eubacteria dan Kerajaan Archaebacteria. Eubacteria adalah jenis umum yang berada di sekitar kita, biasanya mereka berada di permukaan dan di dalam tanah.  Sementara itu, Anda hanya dapat menemukan Archaeobacteria di lingkungan yang ekstrim, seperti mata air belerang panas ( thermofil), lingkungan dengan kadar garam tinggi ( halofil). Archaebacteria dianggap sebagai  bentuk kehidupan tertua di bumi.  Kebanyakan bakteri tidak membuat makanan mereka sendiri. Itu berarti mereka harus bergantung pada organisme lain untuk menyediakan makanan  mereka. Bakteri ini harus memecah, atau mengurai makhluk hidup lain untuk memperoleh energi.
Ketika kebanyakan orang mendengar kata bakteri, mereka memikirkan sesuatu yang buruk. Padahal , tidaklah semua  bakteri menyebabkan penyakit (menyebabkan hal buruk ). Beberapa bakteri justru  banyak membantu manusia!
Bakteri yang digunakan untuk membuat makanan, seperti keju dan yoghurt, dan mereka juga dapat membantu kita memecah zat berbahaya di lingkungan. Para ilmuwan “menciptakan” jenis bakteri yang bisa melahap minyak dari tumpahan minyak di perairan / laut misalnya. Beberapa bakteri hidup di dalam usus hewan dan manusia membantu mereka untuk mencerna makanan. Sayangnya, ada banyak jenis bakteri yang bisa membuat kita sakit.
Bakteri Salmonella dapat menyebabkan keracunan makanan, dan beberapa jenis bakteri diduga menjadi penyebab penyakit  infeksi lainnya. Anda mungkin telah mendengar beberapa pengalaman dengan Streptococcus, bakteri yang menyebabkan radang tenggorokan.
Bakteri memiliki desain sel yang sangat sederhana. Sebagian besar dari mereka memiliki penutup / pelindung  luar yang tebal yang disebut dinding sel. . di dalam dinding sel adalah membran sel.  Sepanjang permukaan sel bakteri, terdapat struktur yang disebut pilus, yang tugasnya adalah untuk membantu bakteri menempel pada permukaan.. Bakteri mungkin juga perlu untuk bergerak di sekitar lingkungan mereka, sehingga mereka dapat memiliki struktur yang disebut flagela, yang menyerupai ekor.  Bagian dalam sel bakteri berair  disebut sitoplasma, dan memiliki tekstur seperti jelly.  Yang bertebaran di seluruh sel adalah struktur bulat kecil yang disebut ribosom. Ribosom membuat protein untuk sel.. Setiap sel prokariota memiliki DNA mengambang dalam sitoplasma, yang biasanya terlihat seperti untaian twisted spaghetti atau mie gepeng. DNA berisi informasi genetic  untuk sel, pada dasarnya dia  adalah sebagai pusat kendali seluruh aktivitas sel. 
Biografi Syekh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi: Mahaguru Ulama Indonesia

Biografi Syekh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi: Mahaguru Ulama Indonesia

September 25, 2012 0
Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi adalah ulama kelahiran Desa Tanara, Kecamatan Tirtayasa, Serang, Banten pada 1813. Ia layak menempati posisi sebagai tokoh utama Kitab Kuning Indonesia karena hasil karyanya menjadi rujukan utama berbagai pesantren di tanah air, bahkan di luar negeri. Ulama ini bernama lengkap Abu Abdullah al-Mu’thi Muhammad Nawawi bin Umar al-Tanari al-Bantani al-Jawi.

Sejak kecil, ia telah diarahkan oleh ayahnya, K.H. Umar bin Arabi untuk menjadi seorang ulama. Ayahnya menyerahkan Nawawi kepada K.H. Sahal, ulama terkenal di Banten. Setelah belajar bersama K.H. Sahal, Nawawi belajar kepada K.H. Yusuf, seorang ulama besar Purwakarta.

Ayah Syekh Nawawi adalah seorang pejabat penghulu. Berdasarkan silsilahnya, ayah Syekh Nawawi merupakan keturunan kesultanan ke-12 dari Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati, Cirebon), yaitu keturunan putra Maulana Hasanuddin (Sultan Banten I) yang bernama Sunyararas (Tajul ‘Arsy).

Ketika berusia 15 tahun, Nawawi pergi ke Mekkah bersama dua orang saudaranya untuk menunaikan ibadah haji. Akan tetapi, setelah musim haji usai, ia tidak langsung pulang ke Indonesia. Nawawi tetap tinggal di Mekkah. Ia memperdalam agama Islam kepada para ulama besar kelahiran Indonesia, seperti Imam Masjid Masjidil Haram Syekh Ahmad Khatib Sambas, Abdul Ghani Bima, Yusuf Sumbulaweni, Syekh Nahrawi, Syekh Ahmad Dimyati, Ahmad Zaini Dahlan, Muhammad Khatib Hambali, dan Syekh Abdul Hamid Daghestani.

Tiga tahun lamanya Nawawi menggali ilmu dari ulama-ulama Mekkah. Setelah itu, ia pun kembali ke Indonesia. Lalu, ia mengajar di pesantren ayahnya. Namun di tanah air, ia tidak dapat mengembangkan ilmunya karena saat itu negara Indonesia memang sedang dijajah Belanda. Akhirnya, Nawawi kembali ke Mekkah dan tinggal di daerah Syi’ab ‘Ali.

Nawawi memiliki kecerdasan dan ketekunan yang luar biasa. Hal tersebut menjadikan Nawawi sebagai murid terpandang di Masjidil Haram. Ia akhirnya menjadi Imam Masjidil Haram untuk menggantikan Syekh Ahmad Khatib Sambas yang telah berusia lanjut. Nawawi mendapat panggilan Syekh Nawawi al-Bantani al-Jawi.

Ia juga menjadi guru bagi siswa-siswa yang datang dari berbagai belahan dunia. Murid-murid Nawawi yang berasal dari Indonesia adalah K.H. Kholil Madura, K.H. Asnawi Kudus, K.H. Tubagus Bakri, K.H. Arsyad Thawil dari Banten, dan K.H. Hasyim Asy’ari dari Jombang. Mereka inilah yang kemudian menjadi ulama-ulama terkenal di Indonesia.

Syekh Nawawi juga giat menulis buku. Ia termasuk penulis yang banyak melahirkan karya. Ia banyak menulis kitab tentang persoalan agama. Paling tidak, 34 karya Syekh Nawawi tercatat dalam Dictionary of Arabic Printed Books karya Yusuf. Beberapa kalangan bahkan menyebutkan bahwa Nawawi telah menulis lebih dari 100 judul buku dari berbagai disiplin ilmu. Sebagian karya Syekh Nawawi diterbitkan di Timur Tengah. Dengan karya-karyanya ini, ia ditempatkan sebagai Sayyid Ulama Hijaz hingga kini. Selanjutnya, kitab-kitabnya itu menjadi bagian dari kurikulum pendidikan agama di seluruh pesantren di Indonesia, bahkan di Malaysia, Filipina, Thailand, dan juga di Timur Tengah.

Nawawi pun dijuluki Imam Nawawi kedua. Nawawi pertama adalah yang menulis Syarah Shahih Muslim, Majmu’ Syahrul Muhadzdzab, Riyadhush Shalihin, dan lain-lain. Ia tetap dipanggil Syekh Nawawi (al-Bantani) bukan Imam Nawawi (ad-Dimasyqi).

Nama Syekh Nawawi pun termasuk salah satu ulama besar abad ke-14 H/19 M. Tentu ini berkat karya Nawawi yang tersebar luas dan ditulis dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Berkat kemasyhurannya pula, ia mendapat gelar A’yan ‘Ulama al-Qarn ar-Ram ‘Asyar Li al-Hijrah, al-Imam al-Mullaqqiq wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq, dan Sayyid ‘Ulama al-Hijaz.
Biografi Syekh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi: Mahaguru Ulama Indonesia
Karya Nawawi pun banyak masuk di Indonesia. Hal ini tentu berdampak pada perkembangan wacana keislaman di pesantren. Sejak 1888, kurikulum pesantren mulai ada perubahan mencolok. Jika sebelumnya tidak ditemukan sumber referensi di bidang tafsir, ushul fiqh, dan hadits, sejak saat itu bidang keilmuan tersebut mulai dikaji. Perubahan ini juga tidak terlepas dari jasa tiga ulama Indonesia, yaitu Syekh Nawawi, Syekh Ahmad Khatib, dan Kiai Mahfuz Termas.

Karya-karya Nawawi memang sangat berpengaruh bagi pendidikan pesantren. Sampai tahun 1990, diperkirakan terdapat 22 judul tulisan Nawawi yang masih dipergunakan di pesantren. Selain itu, 11 karya populer sering digunakan sebagai kajian di pesantren-pesantren.

Penyebaran karya Nawawi di sejumlah pesantren yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara pun makin memperkokoh pengaruh ajaran Nawawi. Perlu diketahui, penyebaran karya Nawawi tersebut tidak terlepas dari jasa K.H. Hasyim Asy’ari, salah seorang murid Nawawi yang berasal dari Jombang. K.H. Hasyim Asy’ari-lah yang memperkenalkan kitab-kitab Nawawi di pesantren-pesantren di Jawa.

Syekh Nawawi al-Bantani wafat dalam usia 84 tahun di Syeib ‘Ali, sebuah kawasan di pinggiran Mekkah, pada 25 Syawal 1314 H/1879 M. Ia dimakamkan di Ma’la, Arab Saudi, dekat makam Khadijah binti Khuwailid. Beberapa tahun setelah wafat, pemerintah Kerajaan Saudi berniat memindahkan makam beliau, namun para petugas berwenang segera mengurungkan niatnya. Hal ini karena jenazah Syekh Nawawi al-Bantani dan kain kafannya terlihat masih utuh. Jika pergi ke Mekkah, kita masih bisa berziarah ke makam beliau, di pemakaman umum Ma’la.

*) Dari berbagai sumber
Biografi Singkat Wilhelm Eduard Weber: Teoritikal Fisikawan

Biografi Singkat Wilhelm Eduard Weber: Teoritikal Fisikawan

September 25, 2012 0
Wilhelm Eduard Weber (24 Oktober 1804 – 23 Juni 1891) adalah seorang teoritikal fisikawan. Ia dilahirkan di Wittenberg dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya merupakan salah seorang profesor di bidang teologi. Pada tahun 1815, ayahnya dipindahtugaskan dari Universitas Wittenberg ke Universitas Hale. Setelah ayahnya meninggal dunia, ia dimasukkan ke panti asuhan Asylum dan bersekolah di Grammar School di Hale dan memperoleh gelar Doktor pada Universitas Hale dan menjadi profesor di bidang filosofi alami.

Pada tahun 1831, atas rekomendasi dari Gauss, ia dipanggil ke Gottingen untuk menjadi profesor fisika dan mengajar di sana. Ia bersama adiknya, Ernst Heinrich Weber, yang merupakan Profesor bidang Anatomi di Leipzig, menulis buku yang berjudul Wave Theory and Fluidity yang menjadi best seller pada masa itu. Ia dan adiknya mempublikasikan kembali beberapa artikel, di antaranya, Poggendorffs Annalen, Schweigger’s Jahrbucher fur Chemie und Phsyik, dan artikel musik “Carcilia”.

Pada tahun 1833, ia dan Gauss melakukan percobaan elektromagnetik pertama yang dilakukan di institut fisika di Gottingen. Salah satu penemuannya yang terpenting, yaitu Atlas de Erdmagnetismus (“atlas of geomagnetism”), merupakan seri peta magnet. Pada tahun 1864, ia dan Gauss mempublikasikan proposal mengenai pengukuran elektrodinamika yang merupakan sistem pengukuran arus listrik.
Biografi Singkat Wilhelm Eduard Weber: Teoritikal Fisikawan
Weber meninggal dunia pada tanggal 23 Juni 1891 di Gottingen dan dikuburkan pada pemakaman yang sama dengan Max Planck dan Max Born. Satuan Internasional (SI) fluks magnetik, Weber (Wb), dinamai sesuai namanya.

*) Dari berbagai sumber
Biografi H. Agus Salim: Berjuang Tak Kenal Usia

Biografi H. Agus Salim: Berjuang Tak Kenal Usia

September 23, 2012 0
H. Agus Salim terlahir dengan nama Mashudul Haq, yang bermakna "pembela kebenaran" di kota Gadang, Bukit Tinggi, Minangkabau pada 8 Oktober 1884. H. Agus Salim terlahir dari pasangan Angku Sutan Mohammad Salim dan Siti Zainab. Ayahnya seorang kepala jaksa di Pengadilan Tinggi Riau. H. Agus Salim menikah dengan Zaenatun Nahar dan dikaruniai 8 orang anak.

Pendidikan dasar H. Agus Salim ditempuh di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah khusus untuk anak-anak Eropa. Ia lalu melanjutkan pendidikan ke Hoogere Burger School (HBS) di Batavia. Ketika lulus, ia berhasil menjadi lulusan terbaik di HBS se-Hindia Belanda. Setelah lulus, ia bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris di sebuah kongsi pertambangan di Indragiri, Riau. Pada 1906, ia berkangkat ke Jeddah, Arab Saudi untuk bekerja di Konsulat Belanda di sana. Di sana, ia berguru kepada pamannya, Syekh Ahmad Khatib.

H. Agus Salim kemudian menekuni dunia jurnalistik sejak 1915 di harian Neratja sebagai Redaktur II. Setelah itu, ia diangkat menjadi Ketua Redaksi. Hingga akhirnya ia menjadi Pimpinan harian Hindia Baroe di Jakarta. Kemudian, ia pun mendirikan surat kabar Fadjar Asia. Selanjutnya, ia menjadi redaktur di harian Moestika di Yogyakarta, dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu, ia terjun dalam dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam.
Biografi H. Agus Salim: Berjuang Tak Kenal Usia
Karir politiknya dimulai pada 1915, ketika ia bergabung dengan Sarekat Islam (SI) dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto. Sejak itu, H. Agus Salim banyak terlibat dalam pentas politik bangsa ini, terutama berperan pada masa perjuangan kemerdekaan. Peran sertanya dalam perjuangan kemerdekaan RI antara lain sebagai anggota Volksraad (1921 - 1924), anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945, Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet II 1947, pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab. Selain itu, ia juga menjadi Menteri Luar Negeri pada Kabinet Amir Sjarifuddin (1947) dan Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta (1948 - 1949).

Di antara tahun 1946 - 1950, H. Agus Salim laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia. Dengan demikian, ia kerap kali digelari "Orang Tua Besar" (The Grand Old Man). Pada 1950 sampai akhir hayatnya, ia dpercaya sebagai Penasihat Menteri Luar Negeri. Pada 1952, ia menjabat Ketua di Dewan Kehormatan PWI. Walaupun penanya tajam dan kritikannya pedas, Haji Agus Salim masih mengenal batas-batas dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik. Pada 1953, ia menulis buku Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauhid Harus Dipahamkan? Kemudian, buku itu diperbaiki menjadi Keterangan Filsafat tentang Tauhid, Takdir, dan Tawakal.

H. Agus Salim wafat pada 4 November 1954 di RSU Jakarta. Beliau dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasanya bagi negeri ini, pemerintah Indonesia menganugerahinya sebagai seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.

*) Dari berbagai sumber
Biografi K. H. Abdul Wahid Hasyim: Berprestasi di Usia Muda

Biografi K. H. Abdul Wahid Hasyim: Berprestasi di Usia Muda

September 23, 2012 0
K. H. Abdul Wahid Hasyim lahir pada 1 Juni 1914. Ia adalah putera kelima dari pasangan K. H. Hasyim Asy’ari dengan Nyai Nafiqah binti K. Ilyas. Abdul Wahid sangatlah cerdas. Pada saat kanak-kanak, ia sudah pandai membaca al-Quran. Ia khatam al-Quran ketika berusia tujuh tahun. Selain mendapat bimbingan langsung dari ayahnya, ia juga belajar di Madrasah Salafiyah di Pesantren Tebuireng.

Abdul Wahid tidak pernah mengenyam pendidikan di sekolah pemerintah kolonial. Meskipun begitu, pada usia 15 tahun, ia sudah mengenal huruf latin dan menguasai bahasa Inggris dan Belanda. Saat berusia 18 tahun, ia berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan memperdalam ilmu agama. Di tanah suci, ia belajar selama dua tahun. Sepulang dari Mekkah, ia banyak menerima tawaran untuk aktif di perhimpunan atau organisasi pergerakan. Akhirnya, ia memutuskan untuk bergabung bersama Nahdlatul Ulama. Pada tahun 1938, ia menjadi pengurus NU ranting Cukir. Beberapa waktu kemudian, ia dipercaya menjadi ketua NU Jombang. Pada tahun 1940, HBNO mengesahkan Departemen Ma’arif (pendidikan) untuk dipimpin olehnya. Inilah awal keterlibatan Abdul Wahid Hasyim dalam kepengurusan NU di tingkat pusat (PBNU).

Meskipun dikenal sebagai pemimpin nasional yang berpikiran maju, K. H. Abdul Wahid Hasyim tetap memiliki sifat tawadhu. Hal itu, bisa dilihat ketika berbicara dengan sang ayah, K. H. Hasyim Asy’ari. Ia selalu berbicara dengan bahasa kromo inggil (Jawa halus). Padahal, ayahnya mengajak bicara dalam bahasa Arab. Salah satu kegemarannya adalah berkirim surat. Surat-surat itu umumnya berisi pandangan politik, arah perjuangan, dan cita-cita. Segalanya ditulis dalam bahasa menarik, lancar, dan dibumbui dengan humor segar.

Ketika Jepang masuk ke Indonesia, K. H. Wahid Hasyim ditunjuk menjadi Ketua Majlis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). Selain mengadakan pergerakan politik melalui Masyumi, ia juga mengembangkan pendidikan di kalangan umat Islam. Pada tahun 1944, ia mendirikan Sekolah Tinggi Islam di Jakarta. Ia juga merintis pembentukan Hizbullah sebagai sayap “militer” yang membantu perjuangan umat Islam dalam merebut kemerdekaan. Perhatiannya pada dunia pendidikan sangat besar. Saat menjadi Menteri Agama pada 1950, ia mengeluarkan peraturan berdirinya Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang kini menjadi IAIN (UIN).
Biografi K. H. Abdul Wahid Hasyim: Berprestasi di Usia Muda
Karier Wahid Hasyim dalam pentas politik nasional terus melejit. Saat Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), ia menjadi salah satu anggota termuda dari 62 anggota. Ia juga merupakan tokoh termuda dari sembilan tokoh nasional yang menandatangani Piagam Djakarta, sebuah piagam yang melahirkan proklamasi dan konstitusi negara.

Dalam kabinet yang dibentuk Presiden Soekarno pada September 1945, ia ditunjuk menjadi Menteri Negara. Demikian juga dalam Kabinet Syahrir pada 1946. Ketika KNIP dibentuk, ia menjadi anggota mewakili Masyumi dan meningkat menjadi anggota BPKNIP tahun 1946. Setelah berdirinya RIS, dalam Kabinet Hatta tahun 1950, ia diangkat menjadi Menteri Agama.

Pada 18 April, K. H. Wahid Hasyim bermaksud pergi ke Sumedang untuk menghadiri rapat NU. Ia ditemani puteranya, Abdurrahman Wahid (Gusdur). Ketika memasuki Cimindi, mobil yang ditumpanginya selip. Sopirnya tidak bisa menguasai kendaraan. Bagian belakang mobil membentur truk hingga K. H. Wahid Hasyim terlempar keluar mobil. Sejak kecelakaan itu, ia pingsan hingga akhirnya wafat pada 19 April 1953 dalam usia 39 tahun. Jenazahnya dimakamkan di PesantrenTebuireng, Jombang.

*) Dari berbagai sumber
Biografi Singkat Johann Carl Friedrich Gauss: Matematikawan Jerman

Biografi Singkat Johann Carl Friedrich Gauss: Matematikawan Jerman

September 21, 2012 0
Carl Friedrich Gauss (1777 - 1855) adalah seorang matematikawan, astronomi, dan fisikawan asal Jerman legendaris yang memberikan beragam kontribusi. Ia dipandang sebagai salah satu matematikawan terbesar sepanjang masa selain Archimedes dan Isaac Newton.

Pada tanggal 30 April 1777, Carl Friedrich Gauss dilahirkan di Braunschweig, Jerman. Pada saat umurnya belum genap 3 tahun, ia telah mampu mengoreksi kesalahan daftar gaji tukang batu ayahnya. Menurut sebuah cerita, pada umur 10 tahun ia membuat gurunya terkagum-kagum dengan memberikan rumus untuk menghitung jumlah suatu deret aritmatika berupa perhitungan deret 1 + 2 + 3 + ... + 100. Meski cerita ini hampir sepenuhnya benar, soal yang diberikan gurunya sebenarnya lebih sulit dari itu.

Gauss seorang ilmuwan dalam berbagai bidang, seperti matematika, fisika, dan astronomi. Bidang analisis dan geometri menyumbang banyak sekali sumbangan-sumbangan pikiran Gauss dalam matematika. Kalkulus (termasuk limit) merupakan salah satu bidang analisis yang juga menarik perhatiannya.
Biografi Singkat Johann Carl Friedrich Gauss: Matematikawan Jerman
Gauss meninggal dunia di Gottingen pada tanggal 23 Februari 1855.

*) Dari berbagai sumber
Biografi Charles Augustin de Coulomb: Hukum Coulomb (Muatan Listrik)

Biografi Charles Augustin de Coulomb: Hukum Coulomb (Muatan Listrik)

September 20, 2012 0
Charles Augustin de Coulomb (1736 - 1806) merupakan fisikawan asal Perancis yang merumuskan gaya tarik menarik antara benda bermuatan listrik yang dinamai sesuai namanya, yaitu Hukum Coulomb. Ia dilahirkan di Angouleme, Perancis pada tanggal 14 Juni 1736. Ia berprofesi sebagai insinyur militer selama tiga tahun di pelabuhan Bourbon, Martinique.

Pada tahun 1780-an, Charles Coulomb menyelidiki gaya listrik dengan menggunakan pengimbang torsi. Peralatan yang digunakan Coulomb hampir sama dengan peralatan Cavendish, yaitu peralatan yang digunakan untuk gaya gravitasi.

Ketika bola bermuatan didekatkan ke bola pada batang yang tergantung, batang tersebut berotasi sedikit. Serat tempat batang bergantung menahan gerak berputarnya batang tersebut dan sudut putaran sebanding dengan gaya yang diberikan. Dengan menggunakan peralatan ini, Coulomb menyelidiki bagaimana gaya listrik bervariasi sebagai fungsi besar muatan dan jarak di antaranya.

Coulomb berpendapat bahwa:
  1. Gaya yang diberikan pada satu benda bermuatan dengan benda bermuatan lainnya berbanding lurus dengan muatan pada masing-masing benda tersebut. Artinya, jika muatan pada salah satu benda digandakan, gaya akan naik menjadi empat kali lipat dari nilai awalnya. Hal ini berlaku jika jarak antara kedua muatan tersebut tetap sama.
  2. Jika jarak antara kedua muatan bertambah maka gaya akan berkurang terhadap kuadrat jarak antara kedua muatan tersebut. Artinya, jika jarak digandakan, gaya akan berkurang menjadi seperempat nilai awalnya.
Biografi Charles Augustin de Coulomb: Hukum Coulomb (Muatan Listrik)
Dengan demikian, Coulomb menyimpulkan bahwa gaya yang diberikan satu benda kecil bermuatan pada benda bermuatan kedua sebanding dengan hasil kali besar muatan benda pertama Q1 dengan besar muatan benda kedua Q2, dan berbanding terbalik terhadap kuadrat jarak r di antaranya.

Pada tahun 1781, ia menetap di Paris. Setelah revolusi berakhir pada tahun 1789, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai intendant des eaux et fontaines, kemudian pindah dan tinggal di sebuah rumah di Blois. Pada tahun 1802, ia dipanggil ke Paris dan kemudian diangkat menjadi inspektur. Oleh karena kesehatannya yang semakin memburuk, empat tahun kemudian, tepatnya tanggal 23 Agustus 1806, ia meninggal dunia di Paris, Perancis.

*) Dari berbagai sumber
Perbedaan antara Fermentasi asam laktat dengan fermentasi alkohol

Perbedaan antara Fermentasi asam laktat dengan fermentasi alkohol

September 20, 2012 0

Pada respirasi ini yang berperan sebagai penerima atom hydrogen bukan oksigen tetapi senyawa lain seperti asam laktat, etanol dll. Dan sering disebut sebagai fermentasi.
Ada 2 macam fermentasi, yakni :

1.      Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.
Prosesnya :
Glukosa àasam piruvat (proses Glikolisis).

C6H12O6 
------------------------> 2 C2H3OCOOH + Energi
Dehidrogenasi asam piruvat akan terbentuk asam laktat.
2 C2H3OCOOH + 2 NADH2
à 2 C2H5OCOOH + 2 NAD
                           piruvat dehidrogenasa

Energi yang terbentuk dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :
8 ATP — 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.

Reaksinya sering ditulis : C6H12O6—> 2 C2H5OCOOH + Energi

2.      Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutnya asam asetat diabah menjadi alcohol
Reaksinya :
Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)
                Dekarboksilasi asam piruvat.
Asam piruvat
-----------------------> asetaldehid + CO2.
                 piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3.Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol (etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH 
-------------------> 2 C2HsOH + 2 NAD.
                              alkohol dehidrogenase

Ringkasan reaksi :
C6H12O6 ——> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi 

Lalu apa perbedaan antara keduanya ?
untuk lebih jelasnya perhatikan tabel di bawah ini ! 
Tabel . Perbedaan antara fermentasi asam laktat  dengan fermentasi alkohol
No
Ditinjau dari
Fermentasi asam laktat
Fermentasi alkohol
1
Pelaku
Mikroorganisme anaerobic dari kelompok bakteri asam laktat, sel-sel tertentu pada organisme
Mikroorganisme anaerobic dari golongan khamir / yeast
2
Proses yang terjadi
piruvat direduksi langsung oleh NADH untuk membentuk laktat sebagai produk limbahnya, tanpa melepaskan CO2. Pada sel otot manusia, fermentasi asam laktat dilakukan apabila suplay oksigen tubuh kurang.
piruvat diubah menjadi etanol dalam dua langkah. Langkah pertama menghidrolisis piruvat dengan molekul air sehingga melepaskan karbondioksida dari piruvat dan mengubahnya menjadi asetaldehida berkarbon dua. Dalam langkah kedua, asetaldehida direduksi oleh NADH menjadi etanol sehingga meregenerasi pasokan NAD+ yang dibutuhkan untuk glikolisis.
3
Hasil
Asam laktat
Etanol / alkohol
4
Pemanfaatan oleh manusia
membuat keju dan yogurt
pembuatan bir dan anggur