Biografi Ibnu Bajjah: Membangun Filsafat Berdasarkan Matematika

Oktober 10, 2012
Nama lengkap Ibnu Bajjah adalah Abu Bakr Muhammad Ibnu Yahya bin as-Sa’igh at-Tujibi as-Sarakusti, tapi ia lebih populer dengan nama Ibnu Bajjah atau Ibnu Saligh. Di Barat, Ibnu Bajjah dikenal dengan nama Avempace, Avenpace, atau Aben Pace.

Ibnu Bajjah adalah salah seorang filosof muslim Arab terbesar dari Spanyol. Ia lahir pada tahun 1802 di Saragosa, Spanyol, sebagai anak dari seorang pandai emas. Meskipun demikian, beberapa sejarawan Barat mengatakan bahwa nenek moyang Ibnu Bajjah adalah seorang Yahudi. Ibnu Bajjah menghabiskan masa kanak-kanak dan mudanya di kota kelahirannya.

Ibnu Bajjah adalah filosof muslim pertama yang memisahkan antara agama dan filsafat. Meskipun begitu, Ibnu Bajjah tidak menolak agama. Sebaliknya, ia justru menempatkan agama sebagai sesuatu yang dapat dipahami secara rasional. Dalam filsafatnya, Ibnu Bajjah mengemukakan hakikat kebenaran, kebahagiaan hidup terbesar, dan cara memperoleh kebahagiaan itu melalui kegiatan yang melibatkan akal pikiran. Dasar filsafat yang dipelajari Ibnu Bajjah adalah ilmu matematika dan ilmu alam. Metode filsafat Ibnu Bajjah mirip dengan metode yang dikembangkan oleh Immanuel Kant di kemudian hari.
Biografi Ibnu Bajjah: Membangun Filsafat Berdasarkan Matematika
Dalam bidang filsafat, kemampuan Ibnu Bajjah bisa disetarakan dengan al-Farabi dan Aristoteles. Ia mengemukakan sebuah gagasan filsafat ketuhanan yang menyatakan bahwa manusia boleh berhubungan dengan akal pikiran melalui perantara ilmu pengetahuan dan pembangunan potensi manusia. Menurut Ibnu Bajjah, cara manusia mendekati Tuhan tidak harus melalui amalan tasawuf, seperti yang dikemukakan oleh imam al-Ghazali, melainkan bisa juga dilakukan melalui amalan berpikir. Dengan ilmu dan amalan berpikir, segala keutamaan dan perbuatan moral dapat diarahkan untuk memimpin dan menguasai jiwa. Usaha ini dapat menghilangkan sifat hewaniah yang bersarang dalam hati dan diri seorang manusia.

Berdasarkan pendapat tersebut, Ibnu Bajjah berharap agar setiap manusia selalu berusaha berhubungan dengan alam, baik dilakukan bersama masyarakat sekitarnya atau pun terpisah. Jika orang tersebut berada di tengah-tengah masyarakat yang tidak baik, sebaiknya ia menyepi dan menyendiri. Pandangan filsafat Ibnu Bajjah ini banyak dipengaruhi oleh ide al-Farabi. Ibnu Bajjah menulis pandangannya tersebut dalam Risalah al-Wida dan Tadbir al-Muttawwahid. Secara umum, kedua buku tersebut merupakan pembelaan atas karya al-Farabi dan Ibnu Sina.

Ibnu Bajjah juga menulis sebuah buku yang berjudul al-Nafs. Buku ini membicarakan persoalan yang berkaitan dengan jiwa. Pembicaraan tersebut banyak dipengaruhi oleh pemikiran filsafat Yunani. Sehubungan dengan itu, Ibnu Bajjah banyak membuat ulasan atas karya Aristoteles dan Galen.

Ibnu Bajjah meninggal dunia pada tahun 1138.

Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim

Artikel Lainnya

Previous
Next Post »
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

Tidak ada komentar