Persilangan Monohibrid dalam hokum Mendel

November 23, 2012

Penelitian dalam jangka waktu lama yang dilakukan oleh Mendel, menghasilkan 2 hukum pewarisan sifat yang tentunya masih anda ingat dengan baik.
Kedua hokum yang dimaksud adalah :
Hokum Mendel I [ hokum segregasi ] yang menyatakan : “ gen-gen se alel akan memisah secara bebas pada waktu meiosis ke dalam gamet yang berbeda “
Hokum Mendel II [ hokum Asosiasi ] yang menyatakan : “ pada saat fertilisasi gen-gen yang terdapat didalam gamet akan mengelompok secara bebas membentuk genotip tertentu
Untuk memahami pewarisan sifat menurut hokum Mendel ini, anda harus memahami beberapa istilah berikut ini :
Parental [ induk = tetua = orang tua ] biasa di labeli P : adalah individu jantan atau betina yang melakukan perkawinan dan menghasilkan keturunan.
Filial [ turunan = zuriat  ] biasa dilabeli F : adalah hasil dari perkawinan parental
Genotip :  adalah factor penentu sifat , biasa dilambangkan dengan dua huruf / empat huruf  dan seterusnya. Contoh : Aa, AA, AaBb, AABb dan lain sebagainya.
Fenotip : adalah sifat / tampilan luar individu yang dapat diindera [ merupakan hasil interaksi antara factor genetis dan lingkungan ]. Contoh : warna bunga merah, buah bulat, mata sipit, rambut lurus, dll.
Allele : gen-gen yang terletak pada lokus yang bersesuaian pada kromosom homolog
Homozigot : pasangan alel dengan gen penentu sebuah sifat yang sama .Contoh : AA, aa,
Heterozigot : pasangan alel dengan gen penentu sebuah sifat yang berbeda . Contoh : Aa, Mm,
Monohybrid : satu sifat beda. Misalnya : biji bulat , biji kisut
Dihibrid : dua sifat beda. Misalnya : biji bulat warna kulit biji hijau, buah lebat batang tinggi. Dll.
Rasio fenotip : angka-angka yang menunjukkan perbandingan sifat nampak pada keturunan [ F ] dari hasil persilangan.
Ada beberapa macam persilangan monohybrid, antara lain :

Pertama,
Persilangan monohybrid dominansi penuh
Bagan persilangan :
P1




Fenotip
:
Jantan Biji bulat
X
Betina biji kisut
Genotip
:
BB

bb
Gamet
:
B

B

F1
:
100 %
Bb




Biji bulat

P2




Fenotip
:
Jantan biji bulat
X
Betina biji kisut
Genotip
:
Bb

Bb
Gamet
:
B dan b

B dan b
Kemungkinan F2




Gamet jantan/betina
B
b
B
BB
Biji bulat
Bb
Biji bulat
b
Bb
Biji bulat
bb
Biji kisut

Rasio genotip F2  adalah :
BB : Bb : bb = 1 : 2 : 1 = 25 % : 50 % : 25 %
Rasio fenotip F2 adalah :
Biji bulat : biji kisut = 3 : 1 = 75 % : 25 %










Kedua,
Persilangan monohybrid co-dominan [ intermediet ]
Bagan persilangan :
P1




Fenotip
:
Jantan bunga merah
X
Betina bunga putih
Genotip
:
RR

rr
Gamet
:
R

r


F1


Rr


:
100%
Bunga  merah muda

P2




Fenotip
:
Bunga  merah muda
X
Bunga  merah muda
Genotip
:
Rr

Rr
Gamet
:
R dan r

R dan r
Kemungkinan F2




Gamet jantan/betina
R
r
R
RR
Bunga merah
Bb
Bunga merah muda
r
Rr
bunga merah muda
rr
Bunga putih

Rasio genotip F2  adalah :
RR : Rr : rr = 1 : 2 : 1
25% : 50% : 25%
Rasio fenotip F2 adalah :
Bunga merah : bunga merah muda  : bunga putih  =
1 : 2 : 1 = 75% : 25 %










Artikel Lainnya

Previous
Next Post »
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

Tidak ada komentar