Biografi Epicurus: Filsafat Epicurisme

Maret 29, 2013
Epicurus (341 - 271 SM) lahir di Samos dan mendapatkan pendidikan di Athena. Ia mendapat pengaruh dari ajaran Democritos danAristophos.

Pokok ajarannya adalah bagaimana agar manusia itu dalam hidupnya bahagia. Oleh Epicurus dikemukakan bahwa agar manusia dalam hidupnya bahagia terlebih dahulu harus memperoleh ketenangan jiwa (ataraxia). Menurut kenyataan, banyak manusia yang hidupnya tidak bahagia, karena mengalami ketakutan. Sehingga apabila manusia telah dapat menghilangkan ketakutannya itu, niscaya manusia akan memperoleh ketenangan jiwa, yang selanjutnya akan memperoleh kebahagiaan.

Terdapat tiga ketakutan, yaitu:

1. Agar manusia tidak takut terhadap kemarahan dewa. Sesungguhnya tidak beralasan manusia takut terhadap kemarahan dewa, karena dewa mempunyai dunianya sendiri dan manusia mempunyai dunianya sendiri. Jadi, dunia dewa dengan manusia lain.

2. Agar manusia tidak takut terhadap kematian. Tidak beralasan apabila manusia takut terhadap kematian, karena kematian itu merupakan akhir suatu kehidupan, dan setelah manusia hidup maka tidak ada kehidupan lagi. Jadi, manusia tidak perlu takut akan kematian.

3. Agar manusia tidak takut terhadap nasib. Karena nasib manusia bukan ditentukan oleh dewa. Akan tetapi, ditentukan oleh atom-atom. Dengan demikian, adanya nasib manusia itu tergantung dari gerak atom-atom yang terdapat dalam diri manusia. Maka tidak ada alasan untuk takut terhadap nasib.
Biografi Epicurus: Filsafat Epicurisme
Untuk mencapai kebahagiaan manusia harus menghilangkan rasa ketakutan: terhadap kemarahan dewa, kematian, dan akan nasib.

Artikel Lainnya

Previous
Next Post »
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

Tidak ada komentar