Biografi Wali Songo Syekh Maulana Malik Ibrahim

September 17, 2013
Syekh Maulana Malik Ibrahim (w. 1419 M). Nama lengkap Maulana Malik Ibrahim adalah Maulana Mahdum Ibrahim as-Samarkandi. Ia diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh pertama abad ke-14 M. Terkadang, Maulana Malik Ibrahim juga disebut Syekh Maghribi. Maulana Malik Ibrahim memiliki hubungan saudara dengan Maulana Ishak, seorang ulama terkenal di Samudera Pasai. Ia adalah ayah dari Sunan Giri (Raden Paku). Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama Persia, bernama Maulana Jumadil Kubro, yang menetap di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai generasi ke-10 dari Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad saw.

Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa, sekarang Kamboja, selama 13 (tiga belas) tahun, mulai tahun 1379 hingga 1392 M, dan menikah dengan putri raja Campa. Dari perkawinan ini lahir dua putra, yaitu Raden Rahmat (dikenal dengan Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri.

Maulana Malik Ibrahim berdakwah di Campa sekitar 13 tahun. Karena merasa telah cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, pada tahun 1392 M, Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa dan meninggalkan keluarganya di negeri Campa. Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya disertai oleh beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni desa Sembalo, daerah yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang, adalah daerah Leran Kecamatan Manyar, 9 kilometer utara kota Gresik, Jawa Timur.

Ketika berada di daerah itu, aktivitas pertama yang dilakukannya adalah berdagang, dengan cara membuka warung, yang menyediakan bahan kebutuhan pokok murah. Selain itu, secara khusus Maulana Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secara gratis. Sebagai tabib, kabarnya, ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Campa. Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya.

Biografi Wali Songo Syekh Maulana Malik Ibrahim

Selain itu, Maulana Malik Ibrahim juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Untuk melakukan pekerjaan tersebut, ia merangkul masyarakat bawah yang ketika itu tengah menderita krisis ekonomi dan perang saudara. Selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran maka pada tahun 1419 M, Maulana Malik Ibrahim wafat, dan dimakamkan di kampung Gapura, Gresik, Jawa Timur.

Artikel Lainnya

Previous
Next Post »
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

Tidak ada komentar