Cara meningkatkan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ)

September 03, 2015

Cara meningkatkan kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ)

Cara meningkatkan kecerdasan emosi dan spiritual
Tingkat IQ atau kecerdasan intelektual atau kecerdasan otak seseorang umumnya tetap, sedangkan EQ kecerdasan emosi daat terus ditingkatkan. Hal ini didukung oleh pendapat seorang pakar EQ Daniel Goleman sebagi berikut: Dalam peningkatan inilah kecerdasan emosi sangat berbeda dengan IQ, yang umumnya hampir tidak berubah selama kita hidup. Bila kemampuan murni kognitif telatif tidak berubah, kecakapan emosi dapat dipeljari kapan saja. Tidak peduli orang yang tidak peka, pemalu, pemarah, kikuk, atau sulit bergaul dengan orang lain, dengan motivasi dan usaha yang benar kita dapat mempelajari dan menguasai kecakapan emosi.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan merasakan, memahami dan secara efektif menerapkan sumber daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh manusia. Emosi adalah bahan bakar yang tidak tergantikan bagi otak agar mampu melakukan penalaran yang tinggi. Emosi menyulut kreativitas, kolborasi, inisiatif, dan transformasi, sedangkan penalaran logis berfungsi mengatasi dorongan-dorongan yang keliru dan menyelaraskan dengan proses dan teknologi dengan sentuhan manusiawi. Emosi ternyata juga salah satu kekuatan penggerak; Bukti-bukti menunjukkan bahwa nilai-nilai dan watak dasar seseorang dalam hidup ini tidak berakar pada IQ tetapi pada kemampuan emosional.
Didalam islam hal-hal yang berhubungan kecakapan emosi dan spiritual seperti konsistensi (istiqomah), kerendahan hati (tawadhu), berusaha dan berserah diri (tawakal), ketuluran (keikhlasan), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas dan penyempurnaan (ihsan), semua itu dinamakan dengan akhlakul karimah. Hal-hal seperti itulah yang dijadikan tolak ukur kecerdasan emosi. Oleh karena itu, kecerdasan emosi sebenarnya adalah akhlak didalam islam.
Robert K. Cooper, Ph,D dan Ayman Sawaf memberikan suatu metode untuk meningkatkan kecerdasan emosi yaitu: meluangkan waktu dua atau tiga menit dan bangun lima menit lebih awal dari biasanya "Duduklah dengan tenang, pasang telinga hati anda, keluarlah dari pikiran anda, dan masuklah kedalam hati, yang penting disini menulis apa yang anda rasakan. Menurut Cooper dan Sawaf bahwa cara ini secara langsung akan mendatangkan kejujuran emosi, berikut kebijaksanaan terkait, dan membawanya kepermukaan sehingga anda dapat menggunakannya secara efektif. 
Tujuan utama metode tersebut adalah untuk masuk kedalam hati dan keluar dari pikiran. Begitupun makna shalat khusyu yang sebenarnya menyelami hati yang terdalam dan menemukan sifat-sifat ilahiah yang luhur yang berada didasar hati dan mengangkatnya kepermukaan. Kecerdasan hati dan spiritual bersumber dari suara-suara hati. Sedangkan suara-suara hati bersumber dari nama dan sifat-sifat Ilahiah yang telah terekam dalam jiwa manusia seperti dorongan ingin mulia, dorongan ingin belajar, dorongan ingin bijaksana, da dorongan-dorongan lainnya.
Shalat berisi tentang pokok-pokok pikiran dan bacaan-bacaan suara hati itu sendiri. Contoh ucapan "Maha Suci Allah, Maha Besar Allah, Maha Tinggi Allah, Maha Mendengar Allah, dan Maha Pengasih dan Maha Penyayang". Ini akan menjadi penguatan kembali akan pentingnya suara-suara hati mulia itu yang sesungguhnya telah dimiliki didalam dada manusia, sehingga sumber-sumber ESQ itu akan hidup untuk mencerdaskan hati dan spiritual anda sekaligus kepekaan jiwa anda.
Apabila kondisi tersebut dilakukan berulang-ulang, maka ini akan menjadi sebuah doktrin yang akan mengisi jiwa baik sadar atau tanpa disadari, yang berujung pada pemilikan tingkat EAQ yang tinggi atau seseorang yang berakhlak mulia, yang merupakan syarat keberhasilan.

Artikel Lainnya

Previous
Next Post »
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

Tidak ada komentar