Tidak bisa dipungkiri, bahwa keberadaan mikroba yang merupakan obyek kajian biologi di bumi ini di satu sisi memberikan manfaat besar bagi kelangsungan hidup di bumi. Akan tetapi di sisi lain, juga harus kita sadari bahwa keberadaan mikroba menimbulkan permasalahan tersendiri yang dihadapi oleh manusia. Seperti kasus merebaknya wabah antraks di daerah Boyolali Jawa Tengah beberapa bulan yang lalu, merupakan "ulah" dari salah satu anggota mikroba. Bahan makanan yang membusuk juga bisa diakibatkan oleh "ulah" anggota mikroba.
Meskipun demikian, manusia tidak pernah kehabisan akal dalam menghadapi ulah beberapa anggota mikroba yang merugikan.
Beberapa cara yang biasa digunakan manusia untuk menanggulangi dampak mikroba yang merugikan, antara lain :
- imunisasi, merupakan suatu cara yang diupayakan untuk "memaksa" tubuh ( manusia , hewan piaraan ) membentuk antibodi . Antibodi sendiri merupakan suatu senyawa protein dalam tubuh yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan infeksi. Imunisasi dilakukan dengan cara "memasukkan" mikroba yang teratenuasi ke dalam tubuh orang / hewan piaraan yang sehat.
- desinfeksi , merupakan usaha mengurangi jumlah atau bahkan menghilangkan mikroba pada suatau bahan ( biasanya : makanan ataupun minuman ) dengan menggunakan desinfektan seperti senyawa fenol
- Sanitasi, merupakan suatu upaya untuk mengurangi jumlah / populasi mikroba merugikan sampai keberadaan mereka tidak menimbulkan masalah dalam kehidupan manusia. Sanitasi bisa dilakukan baik dengan agen kimiawi maupun fisik
- sterilisasi, berupa sebuah upaya untuk menghilangkan atau mematikan semua mikroba merugikan pada suatu alat ( biasanya peralatan medis atau bahan makanan ), dengan menggunakan alat sterilisasi seperti autoklav ataupun pemanasan pada suhu tertentu.
itulah beberapa upaya yang biasa dilakukan manusia dalam upayanya mengatai mikroba-mikroba berbahaya / merugikan dalam kehidupan di bumi.