Nama lengkap Abu Mahasin adalah Khalifah bin Abi al-Mahasin al-Halabi. Ia dikenal sebagai seorang dokter spesialis mata yang berasal dari Aleppo. Abi Mahasin diduga mempunyai hubungan keluarga dengan Ibnu Abi Ushaybi'ah, seorang bibliografer dan ahli kedokteran muslim.
Masyarakat menganggap Abu Mahasin adalah seorang dokter pintar karena ia selalu bisa menganalisa dan mendiagnosa penyakit yang dialami para pasiennya dengan tepat. Ia bahkan mampu membuat orang-orang yang datang berobat padanya merasa puas dan tenang. Para pasiennya itulah yang kemudian menjadi motor penggerak utama Abi Mahasin untuk mendalami cabang ilmu kedokteran lain, hingga menjadi seorang dokter ahli mata. Abi Mahasin dikenal sebagai sosok dokter yang dermawan dan merakyat. Pasiennya datang dari berbagai pelosok negeri dan dengan status sosial yang beragam. Tanpa mengenal lelah, ia melayani semua pasiennya dengan baik.
Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang dokter, Abi Mahasin selalu menyempatkan diri untuk membaca dan belajar. Ia tidak hanya mempelajari ilmu kedokteran melalui praktek medisnya, tapi juga berusaha mengembangkannya melalui studi pustaka dan pendidikan formal. Tidak hanya itu, ia masih sempat pula membagi ilmunya ke sejumlah murid. Abi Mahasin juga selalu menuliskan pengalamannya sehari-hari sebagai dokter dalam bentuk buku.
Sekitar tahun 1256-1275 (654-574 H), Abi Mahasin mulai produktif menulis buku kedokteran, terutama ilmu kedokteran khusus mata. Dalam bukunya tersebut, ia selalu mencantumkan semacam petunjuk dan panduan memilih obat yang tepat sesuai dengan jenis penyakit yang diderita.
Buku al-Kafi fi al-Kuhl (fi al-Thibb) adalah salah satu karyanya di bidang opthalmologi (ilmu kedokteran mata). Dalam buku ini, ia memberikan sketsa ringkas mengenai sejarah opthalmologi Arab. Ia juga menguraikan beberapa masalah, seperti anatomi, fisiologi (ilmu fa'al tubuh), dan kesehatan mata secara lengkap. Ia juga menuliskan daftar obat-obatan yang bisa menyembuhkan suatu penyakit mata tertentu dan memberikan gambaran tentang beragam jenis operasi mata yang dapat dilakukan. Misalnya, operasi mata untuk menyembuhkan penyakit katarak. Di beberapa bagian buku, Abi Mahasin juga memasukkan sejumlah gambar dan ilustrasi yang menunjang isi buku. Pada masa itu, karya Abi Mahasin dianggap sebagai karya ilmiah yang berkualitas tinggi.
Di kemudian hari, sejumlah manuskrip karya Abi Muhasin diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Salah satunya adalah bahasa Jerman, yang dilakukan oleh J. Hirschberg dan rekannya. Buku karya Abi Mahasin pun dijadikan bahan acuan oleh para dokter mata, baik di Arab maupun di Eropa. Keberadaan karya Abi Mahasin tentu saja berpengaruh pada perkembangan opthalmologi di kemudian hari.
Sumber: Buku Biografi Para Ilmuwan Muslim