Imam Abu Hanifah (80-150 H/699-767 M), nama lengkap beliau adalah Nu'man bin Tsabit bin Zauthy. Beliau dilahirkan di Kufah pada tahun 80 H/699 M ketika Bani Umayyah mengalami masa kejayaannya. Imam mazhab yang dikenal sebagai saudagar pakaian di Kufah ini hidup di antara dua masa, yaitu penghujung dinasti Bani Umayyah dan awal dinasti Bani Abbasiyah.
Beliau sempat bertemu dengan Imam Anas bin Malik dan meriwayatkan haditsnya. Beliau sangat ketat dalam penerimaan hadits. Beliau tidak mudah menerima hadits tanpa disertai dengan sikap kritis.
Dasar atau pokok pegangan mazhab yang dibangunnya adalah al-Quran, hadits, ijma', qiyas, dan istihsan. Al-Quran baginya adalah dasar hukum pertama dalam menetapkan hukum. Jika tidak dijumpai di dalam al-Quran maka dasar hukum diambil dari sunah. Jika tidak dijumpai di dalam sunah maka diambil dari ijma', yakni kesepakatan sahabat tentang pemaknaan atas al-Quran dan sunah. Jika di dalam ijma' tidak dijumpai ketetapan hukum atas suatu perkara maka digunakanlah qiyas. Apabila ketetapan suatu hukum tidak dijumpai di dalam al-Quran, sunah, ijma', dan qiyas maka digunakanlah istihsan.
Di antara karya Imam Abu Hanifah dalam bidang fiqih adalah al-Fiqih al-Akbar, yang berisi pengetahuan tentang Allah swt. Kitab fiqih Imam Hanafi peringkat pertama dalam membahas masalah ushul yang disebut Zahir al-Riwayah, yang membicarakan masalah hukum yang diriwayatkan dari sahabat mazhab ini, yaitu Abu Hanifah, Abu Yusuf, dan Muhammad.
*) Dari berbagai sumber