Sejarah Ringkas Persamaan Diferensial

Juni 08, 2017


Studi mengenai persamaan diferensial dimulai segera setelah penemuan Kalkulus dan Integral. Pada tahun 1676 Newton menyelesaikan sebuah persamaan diferensial dengan menggunakan deret tak hingga, sebelas tahun setelah penemuannya tentang bentuk fluksional dari kalkulus diferensial pada tahun 1665. Newton tidak mempublikasikan hal tersebut sampai dengan tahun 1693, pada saat Leibniz menghasilkan rumusan persamaan diferensial yang pertama.
Perkembangan persamaan diferensial sangat pesat dalam tahun-tahun berikutnya. Dalam tahun 1694-1697 John Bernoulli menjelaskan “Metode Pemisahan Variabel” dan membuktikan bahwa persamaan diferensial homogen orde satu dapat direduksi menjadi bentuk persamaan diferensial dengan variabel-variabel yang dapat dipisahkan. Bernoulli menggunakan metode ini terhadap persoalan-persoalan trayektori ortogonal. John Bernoulli dan saudaranya Jacob Bernoulli (yang menemukan Persamaan Diferensial Bernoulli) berhasil menyederhanakan sejumlah besar persamaan diferensial menjadi bentuk yang lebih sederhana yang dapat mereka selesaikan. Faktor integrasi yang kemungkinan ditemukan secara terpisah oleh Euler (1734) dan Fontaine dan Clairaut melalui beberapa pengkajian yang mereka lakukan terhadap penemuan Leibniz. Penyelesaian tunggal yang diperkenalkan oleh Leibniz (1694) dan Brook Taylor (1715) secara umum berkaitan dengan nama Clairaut (1734). Interpretasi geometris ditemukan oleh Lagrange (1774) namun teori dalam bentuk diferensial tidak dijelaskan sampai tahun 1872 ketika Cayley dan M.J.M. Hill (1888) merumuskan diferensial geometri.

Metode pertama yang diguakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial orde kedua atau yang lebih tinggi dengan koefisien konstan, dirumuskan oleh Euler. D’Alembert merumuskan penyelesaian persamaan diferensial untuk kasus dimana persamaan bantuan mempunyai akar-akar yang sama. Beberapa metode simbolis untuk menentukan integral khusus belum dapat dijelaskan sampai sekitar seratus tahun kemudian, setelah Lobatto (1837) dan Boole (1859) merumuskan hal tersebut.
Persamaan diferensial parsial diketahui pertama kali muncul dalam persoalan getaran pada tali. Persamaan ini, merupakan persamaan diferensial orde kedua, telah dibicarakan oleh Euler dan D’Alembert dalam tahun 1747. Lagrange menyempurnakan penyelesaian dari persamaan tersebut kemudian menggunakannya juga untuk menelaah persamaan diferensial parsial orde pertama dalam tahun 1772 dan 1785. Lagrange berhasil merumuskan bentuk umum integral dari persamaan diferensial linier dan mengklasifikasikan bentuk-bentuk integral yang berbeda jika persamaan diferensialnya tidak linier.

Teori-teori yang berhubungan dengan persamaan diferensial belum berhenti sampai di situ. Perkembangan selanjutnya masih terus diupayakan oleh Chrystal (1892) dan Hill (1917). Metode-metode lain yang diterapkan untuk menjelaskan persamaan diferensial parsial orde pertama, diberikan oleh Charpit (1784) dan Jacobi (1836). Penelahaan yang paling penting untuk persamaan dengan orde yang lebih tinggi, dilakukan oleh Laplace (1773), Monge (1784), Ampere (1814), dan Darboux (1870).

Sejak tahun 1800, subjek persamaan diferensial dalam konteks aslinya (secara matematis), yaitu penyelesaian dalam bentuk yang hanya mengandung sejumlah berhingga fungsi (atau integral) yang diketahui, kurang lebih sama dengan dengan yang kita jumpai sampai abad ini. Meskipun pada awalnya para ahli matematika berharap dapat menyelesaikan semua persamaan diferensial dengan cara tersebut, namun usaha mereka tidak membuahkan hasil, sama seperti para ahli matematika terdahulu yang tidak berhasil menyelesaikan persamaan aljabar umum orde kelima atau yang lebih tinggi.

Tujuan tersebut telah mengalami perubahan, menjadi teori fungsi. Pada tahun 1823, Cauchy membuktikan bahwa deret tak hingga yang didapatkan dari sebuah persamaan diferensial, merupakan suatu deret yang konvergen sehingga dapat dinyatakan dalam bentuk sebuah fungsi yang memenuhi persaman (diferensial) tersebut. Pentanyaan mengenai konvergensi (Cauchy adalah ahli matematika yang melakukan pengujian pertama kali) sebagian besar mewarnai semua penyelidikan Cauchy selama periode kedua pengkajian persamaan diferensial. Sayang sekali hasil penelitian Cauchy menjadi sangat abstrak dan susah dimengerti oleh para mahasiswa. Dalam periode pertama, persaman diferensial tidak hanya lebih sederhana bentuknya, tetapi juga rumusannya sangat serta berkaitan dengan Mekanika dan Fisika, yang sebenarnya merupakan titik tolak munculnya persamaan diferensial itu sendiri.

Artikel Lainnya

Previous
Next Post »
Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

Tidak ada komentar